Part 16

2K 211 10
                                    

"Halo."

"Halo."

"Kali ini apalagi laporan mereka sampai membuatmu menelepon di jam kerjaku." Kata Aleta.

"Bukan laporan mereka, tapi ulah dirimu." Kata Kilian.

"Diriku?"

"Katakan dengan jujur, apa hubunganmu dengan Lucas Morgens?"

"Dia kekasihku." Jawaban Aleta membuat dua orang yang mendengarkan tersenyum sedangkan satu orang merengut kesal.

"Sejak kapan?"

"Satu minggu yang lalu. Tenang saja, aku sudah memintanya untuk menghadapmu, dia tahu siapa aku."

"Dan kamu baru mengatakannya sekarang?"

"Kamu tidak bertanya, tapi...."

"Tapi apa?"

"Mengapa kamu tiba-tiba bertanya? Jangan katakan jika dia sudah menemuimu atau jangan-jangan sekarang kalian sedang bersama."

"Sudah terlambat kamu menyadarinya." Kali ini Fluer yang menjawab.

"Kakak iparku yang baik, tolong jaga jangan sampai ada pertumpahan darah di sana dan tolong jauhkan Abbe dari mereka."

Fluer tertawa, "Tenang saja Abbe sudah tidur dan alasan aku ada di sini juga karena yang tadi kamu katakan."

"Kalian berdua jangan memutus pembicaraanku." Omel Kilian.

"Lho, masih ada kelanjutan? Orangnya sudah kuminta menghadap sesuai perintahmu, lalu mengapa masih meneleponku?"

"Karena dia kemari dengan tujuan melamar."

"Dia melamarmu?"

"Jangan bercanda Aleta, kamu tahu kebahagiaanmu adalah yang paling penting untukku, jadi katakan apa keputusanmu?" Nada suara Kilian yang serius membuat tawa Aleta berhenti.

"Aku yakin dia sudah berhasil meluluhkan dirimu dan sekarang dia juga sedang mendengarkan pembicaraan ini. Jadi, aku katakan pada kalian jika aku bahagia, dan bukan hanya ingin mencoba tetapi sama dengan Lucas, aku akan berkomitmen untuk menjalani hubungan kami."

"Terima kasih Al." Lucas tidak menyangka jika Aleta dengan lantang menyatakan perasaannya.

"Jangan terlalu cepat berterima kasih, aku masih belum memberi restu." Kata Kilian, hanya saja kata saya dan anda sudah berganti aku, tentu saja menandakan jika Kilian menerima Lucas.

"Kalian lanjutkan pembicaraan kalian, aku harus melanjutkan pekerjaanku." Tanpa menunggu sahutan mereka, Aleta langsung memutuskan sambungan, mereka maklum karena di latar belakang Aleta ada suara pintu diketuk dan terbuka, disusul suara Lieke memanggil Aleta.

***

"Seperti yang kamu katakan, jika kamu tidak hanya mengucap janji tapi membuktikan jika kamu akan membahagiakan Aleta, menjadi pendukung dan pelindungnya. Aku beri kamu satu kesempatan dan jangan pernah mengecewakanku, jika satu kali saja kamu menyakiti Aleta maka aku pastikan kamu tidak akan bisa menemuinya lagi." Kata Kilian setelah menatap Lucas dengan lekat selama dua menit setelah telepon mereka dengan Aleta berakhir.

"Tenang saja, itu tidak akan terjadi." Jawab Lucas dengan penuh keyakinan, dan dia tahu Kilian juga Fluer, dapat merasakan jika dia sudah yakin dengan keputusannya.

"Bagaimana dengan keluargamu?" Tanya Fluer.

"Aku sepenuhnya yakin, mereka akan menerima dan menyayangi Aleta bahkan melebihi sayang mereka padaku."

"Tetap sama, aku hanya percaya fakta, dan tetap sama jika mereka menyakiti Aleta maka hubungan kalian harus berakhir." Kata Kilian.

Lucas tersenyum, yang dia katakan memang kenyataan. Melihat bagaimana orangtuanya begitu ingin dia menikah, maka siapapun pilihannya tentu saja tidak akan di tolak. Keluarganya bukan menilai seseorang dari materi atau kelas sosial, ditambah dengan sikap dan sifat Aleta yang menyenangkan, bukan hal sulit untuk keluarganya menerima Aleta.

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang