Lucas tertawa melihat Aleta, sepanjang siang sampai mereka akan berangkat sama sekali tidak terlihat gugup, tetapi sekarang saat mobil sudah berhenti di depan rumah orang tuanya, kekasihnya baru panik dan ragu untuk turun.
"Bagaimana kalau kita batalkan saja pertemuan malam ini?" Tanya Aleta.
"Jangan, nanti mereka berpikir aku sombong. Aku gugup, bukannya ditenangkan malah ditertawakan. Sebel!" Kata Aleta lagi, karena pertanyaannya hanya dijawab dengan tawa oleh Lucas.
"Aku tertawa karena kamu lucu dan mengemaskan, sepanjang hari kamu begitu menantikan malam ini. Mengapa baru sekarang kamu gugup? Saranku, coba pikirkan bagaimana cara kamu mengatasi kegugupanmu saat memainkan satu peran, mungkin bisa membantu."
"Terima kasih atas sarannya, tapi sudah terlambat."
"Terlambat?"
Aleta menunjuk pintu utama yang terbuka, seorang pelayan turun bergegas untuk membuka pintu mobil.
Lucas tertawa, "Kelihatannya kedatanganmu memang sudah ditunggu oleh mereka. Ayo turun, tenang saja, ada aku."
Lucas turun, tersenyum pada kepala rumah tangga keluarga Morgens yang menyapanya dengan ramah.
"Selama malam tuan muda, anda sudah ditunggu."
"Aku atau dia yang kalian dan mereka tunggu?" Jawab Lucas yang hanya ditanggapi dengan senyuman.
"Ayo Al. Oh ya, tolong turunkan kotak pudding di belakang, sajikan untuk pencuci mulut nanti."
"Baik. Selamat malam dan selamat datang nona Aleta."
"Malam, terima kasih."
"Mereka menantikanku?" Tanya Aleta sambil berbisik.
"Kamu lupa kalau kamu artis, mereka menantikan untuk bertemu dirimu. Bahkan aku dengar mommy sejak tahu kamu akan datang sudah menonton dan membaca tentang dirimu, katanya supaya bisa lebih mengenalmu membuat seisi rumah juga ikut menonton film-film yang kamu perankan." Jawab Lucas sambil berbisik juga.
"Mengapa kamu baru mengatakannya sekarang?" Tatapan kesal Aleta membuat Lucas tersenyum, "Sudah terlambat untuk kesal."
"Kalian sudah datang dari tadi, mengapa lama sekali baru turun dan masuk?" Anneke berdiri untuk menyambut tamu yang sudah dia nantikan.
"Calon menantumu merasa gugup saat mobil memasuki gerbang, aku harus menenangkannya supaya dia punya keberanian untuk masuk kemari." Jawab Lucas dengan santai.
"Kamu tadi menertawakanku bukan menenangkanku. Maaf uncle – aunty, selamat malam." Kata Aleta dan baru sadar jika dia belum menyapa.
"Malam Aleta." Kata Hendri dan Aneke langsung menghampir memeluk dan berkata, "Tidak perlu gugup, mommy juga sama gugupnya." Perkataan Anneke membuat Aleta tersenyum, ditambah lagi pelukan hangat Anneke membuat dia merasakan kerinduan pelukan mommynya.
Tanpa ragu Anneke menarik Aleta untuk duduk di sampingnya membuat Lucas hanya bisa pasrah dan merelakannya demi kelangsungan masa depannya. Jika sekarang dia menarik Aleta duduk di sampingnya, akan membuat nyonya besar Morgens kesal. Kegugupan Aleta berangsur menghilang, menjawab pertanyaan dari Anneke dan Hendri dengan santai soal pekerjaannya.
***
Cecilia datang bersama Yunus, tunangannya dan melihat para pelayan sedang antri berfoto dengan Aleta, dia tentu saja tidak mau ketinggalan.
"Wah kelihatannya kami terlambat. Aku juga mau berfoto." Cecil langsung ikut mengantri , tentu saja para pelayan langsung menyingkir memberi kesempatan lebih dulu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always In My Heart
Romance"Jika kamu mau mommy berhenti menjodohkanmu, segera cari calon istrimu dan perkenalkan pada mommy. Mommy janji selama itu bukan teman kencan semalam atau wanita yang hanya kamu bayar untuk memainkan peran itu, mommy akan menerimanya." "Bahkan jika w...