Part 50

1.8K 200 5
                                    

"Kamu mau bertunangan?" Tanya Lucas pada Mason.

"Mengapa tanggapanmu seperti itu?" Tanya Mason.

"Hanya tidak percaya, jika kamu mau bertunangan mengapa tidak kamu bawa kemari untuk diperkenalkan? Kamu yakin dia wanita baik yang bertunangan denganmu bukan karena hartamu?"

"Siapa yang bertunangan?" Aleta berkata sambil menghampiri mereka membawa tiga botol susu.

"Dia." Tunjuk Lucas pada Mason sambil mengambil satu botol dari tangan Aleta dan menyuapkan pada salah satu putranya yang sedang duduk santai di kursi mereka.

Aleta menyuapkan dua botol di tangannya pada dua putranya, "Bertunangan? Mana, mengapa tidak diperkenalkan pada kami? Yakin dia bukan hanya bermain acting untuk memikatmu?"

"Mengapa kalian berdua mengatakan hal yang sama? Dia wanita baik-baik, bukan artis, dia pekerja kantoran biasa."

Lucas dan Aleta saling berpandangan, sebelum Aleta dengan santai berkata, "Bagaimana cara kamu menipunya?"

"Pertanyaan apa itu?"

"Lihat, mereka bertiga saja tidak percaya." Kata Aleta menunjuk pada tiga bayi di depan mereka.

"Kalian berdua keterlaluan, sama sekali tidak mendukungku." Kata Mason.

"Berlima." Ralat Lucas semakin membuat Mason kesal dan Lucas-Aleta tertawa.

"Bawa kemari untuk berkenalan dengan kami, sekaligus untuk memastikan kalau dia memang layak untukmu?" Kata Lucas.

"Apakah dia tidak mau bertemu dan berkenalan dengan artis cantik serba bisa yang imut ini?" Kata Aleta sambil mengedipkan matanya dengan genit, membuat ketiga bayi yang sedang menyusu terkekeh.

"Kalian sedang minum jangan tertawa, nanti tersedak susunya jadi keluar." Aleta langsung berkata tegas pada ketiga putranya yang langsung kembali menghisap botol susu mereka.

"Aku akan membawa dan memperkenalkannya pada pesta perkenalan mereka." Kata Mason.

"Jangan, kami pasti sibuk saat itu tidak bisa mengenal juga menilainya." Kata Lucas.

"Betul, bawa akhir minggu ini saja di rumah baru." Tambah Aleta.

"Kalian akan pindah minggu depan?"

"Secara resmi dua minggu lagi, tapi minggu besok kami mau mencoba membiasakan mereka bertiga di kamar baru mereka, jadi kami akan menginap di sana." Kata Lucas.

"Baiklah, tapi jangan kalian takuti dia."

"Duh, giliran aku kamu boleh mengujiku, kenapa giliran kamu begitu membela dan melindunginya?"

"Karena dia tidak seperti dirimu, dia polos."

"Ceritakan latar belakangnya?" Kata Lucas.

"Dia admin keuangan kantorku, yatim piatu, dibesarkan oleh grandmanya yang meninggal tiga bulan yang lalu. Kami tidak sengaja bertemu di lift, dan aku juga sering melihat dia lembur, lama kelamaan aku jadi tertarik padanya ditambah lagi tidak pernah ada seorang wanita yang bisa langsung membuat aku ingin terus melihat dan berkenalan dengannya."

"Lalu?" Kata Lucas.

"Mengapa aku merasa sedang membaca scenario film?" Kata Aleta.

Mason memandang tajam pada Aleta yang hanya menyengir padanya.
"Aku mencari cara untuk bisa berkenalan dengannya, sampai suatu hari saat dia lembur dan aku juga masih di kantor lampu kantor padam. Aku berpikir itu saatnya aku berkenalan dengannya, jadi aku mencarinya di ruangan dan akhirnya kami duduk mengobrol, dia tidak tahu saat itu siapa aku sampai lampu kembali bernyala." Mason menjeda perkataannya dan melihat Aleta akan memberi komentar dengan cepat Mason berkata, "Jangan katakan kamu mau menuliskannya menjadi satu scenario."

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang