Part 9

1.9K 211 10
                                    

Kedatangan Aleta di gedung LM Diamond tentu saja mengundang banyak perhatian, sejak mereka berdua masuk ke lobby utama beberapa orang yang melihat dan mengenali Aleta langsung mulai berbisik atau lebih tepatnya mereka heran dengan penampilan Aleta yang sederhana, tidak glamour sebagaimana artis yang mereka kenal atau datang ke LM.

Mereka semakin terkejut ketika bukan hanya Lieke yang menuju meja resepsionis, Aleta juga ikut bahkan tersenyum ramah pada mereka yang masih terpesona.

"Apakah boleh berfoto dengan anda?" Tanya salah satu resepsionis dengan ragu.

"Silahkan, selama tidak mengganggu pekerjaan kalian dan membuat keributan." Jawab Aleta dengan ramah.

Tanpa ragu si resepsionis langsung maju dan berpose di bantu oleh temannya yang sudah melapor pada sekretaris direktur promosi jika tamu yang ditunggu bosnya sudah tiba.

Kelihatannya satu orang menjadi beberapa orang, bahkan petugas keamanan juga ikut dan meminta tanda tangan Aleta. Aleta menanggapi mereka dengan ramah tanpa merasa terbebani karena dia tahu, dia seorang public figure dan mereka atau keluarga mereka adalah penggemarnya.

Permintaan foto dan tanda tangan berakhir ketika Chris direktur bagian promosi dan sekretarisnya datang untuk menjemput Aleta dan Lieke, membawa mereka ke ruang pertemuan yang memang sudah dipersiapkan.

"Terima kasih sudah menerima undangan kami nona Aleta." Chris menyalami sekaligus tidak lupa memperkenalkan dirinya, juga pada Lieke.

Setelah basa basi antara Lieke dan Chris, mereka baru membahas soal penawaran yang akan LM tawarkan pada Aleta.

"Saya tarik kesimpulan jika LM ingin mengontrak Aleta sebagai model ekslusif untuk produk-produk khusus dan untuk jaringan internasional LM? Lalu apa bedanya dengan model yang telah lulus seleksi?" Tanya Lieke.

"Kontrak mereka tetap seperti yang telah kami tawarkan. Penawaran ini adalah pertama yang LM tawarkan dan mungkin akan menjadi penawaran rutin untuk model atau artis pilihan LM setelah program pertama ini sukses."

Lieke menoleh pada Aleta yang sejak duduk di ruangan itu hanya diam, Aleta ikut menoleh padanya tersenyum lalu berkata, "Bagaimana jika ternyata program ini gagal? Bukankah akan memberi efek buruk pada saya dan mungkin LM akan menyalahkan saya yang tidak bisa menarik pelanggan atau menaikkan nilai jual sebagai penyebab kegagalan proyek."

Aleta sebenarnya merasa aneh karena orang yang awalnya dia pikir akan menemuinya ternyata tidak ada atau tidak bergabung di ruangan itu, tetapi melihat bagaimana si direktur promosi menjelaskan dengan ringkas dan jelas mengenai penawaran mereka, Aleta yakin jika ide proyek ini bukan dari orang yang ada dipikiran Aleta tetapi memang pemikiran dari tim promosi.

"Anda tidak perlu kuatir, dalam kontrak akan tertulis jika anda tidak bertanggung jawab atas masalah kegagalan proyek. Mungkin anda bisa membaca dan mempelajari kontraknya terlebih dahulu dan jika anda setuju kita bisa bertemu untuk penandatangan kontrak."

"Saya akui penawaran LM sangat menarik, tapi saya memiliki kebiasaan untuk mengenal dan melihat langsung pembuatan produk yang akan atau ditawarkan pada saya. Kebiasaan ini hanya untuk saya memastikan jika pilihan saya memang tepat dan apa yang harus saya lakukan untuk perusahaan yang memperkerjakan supaya tidak ada yang dirugikan." Kata Aleta. Dia memang tertarik dengan presentasi dari direktur promosi LM tadi, tetapi tentu saja dia tetap dengan komitmennya sebelum memberi keputusan.

"Tidak masalah, kami bisa memenuhi persyaratan itu."

"Apakah bisa sewaktu-waktu?" Tanya Lieke.

"Tentu saja, namun jika anda ingin mulai dari tambang maka anda harus meluangkan waktu minimal 3 hari, mengingat tambang dan pengolahan tidak berada di sini."

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang