Part 55

1.6K 191 2
                                    

"Ceritakan apa yang terjadi di kantor polisi.Benar  Esmee Roderick yang melakukannya?" Aleta benar-benar penasaran, Lucas selesai urusan di kantor polisi langsung ke LM, baru pulang malam dan tadi hanya menyampaikan informasi seperlunya pada Aleta, karena itu setelah menidurkan ketiga putranya dan bersiap untuk tidur, Aleta baru bertanya pada Lucas.

"Bagaimana jika aku ceritanya besok saja?"

"Kalau begitu besok saja kamu baru tidur di sini."

Lucas tertawa, "Tega sekali?"

"Salah siapa mau membiarkan aku tidur dengan penasaran?"

Lucas mengelus kepala Aleta, "Jadi mau cerita darimana?"

"Dari kutub selatan ke kutub utara." Jawab Altea sambil merengut kesal, dia sudah begitu penasaran tapi suaminya masih sempat menggodanya.

Lucas tertawa, "Sewaktu kami tiba, pelaku baru diatur untuk dilakukan interogasi. Aku, daddy, Yunus dan timnya, diajak masuk ke ruang pantau. Pelaku awalnya tidak mau mengaku, polisi juga masih terus menyelidiki telepon genggam pelaku. Akhirnya polisi berhasil mengeluarkan data-data di telepon genggam pelaku, dengan itu mereka mendesaknya, akhirnya pelaku mengaku."

Aleta menoleh pada Lucas, menunggu kelanjutannya, sedangkan Lucas hanya balas menatap istrinya. Dengan gemas Aleta mencubit lengan Lucas, "Lanjutkan."

"Kok malah dicubit, aku pikir kamu diam sudah mengantuk."

"Kamu pikir kamu bercerita untuk menidurkanku seperti kamu berdongeng pada ketiga kembaran kecilmu?"

"Baiklah, aku lanjutkan. Dari informasi pelaku kami mengetahui jika orang yang memberi perintah ada di lokasi pesta karena dia bisa langsung menyuruh pelaku bertindak dan memberikan lokasi. Di saat kami sedang mencari segala kemungkinan di daftar tamu semalam, polisi kembali menemukan jika nomor yang digunakan adalah nomor luar. Denmark tepatnya, dan hanya ada satu nama yang muncul dalam benakku dan itu adalah Esmee Roderick. Polisi mencari signal nomor itu dan menemukan di rumah Jhon Roderick tetapi tiba-tiba menghilang, kemungkinan Esmee sudah tahu dan membuang nomornya. Polisi ke rumahnya, dia pergi ke rumah sakit jadi mereka menangkapnya di sana. Keluarganya ikut dan kami sempat bertemu sebelum kami kembali masuk ke ruang interogasi."

"Keluarganya tahu apa yang dia lakukan?"

"Sepertinya tidak yakin, saat polisi meminta melakukan pengeladahan di rumah atau kamar Esmee mereka sempat menolak karena mereka yakin Esmee tidak melakukannya, namu keyakinan itu akhirnya membuat mereka mereka mengijinkan, bahkan mengancam untuk menutut jika ternyata tidak terbukti."

"Polisi menemukan bukti?"

"Ya, kartu telepon belum sempat dihancurkan ada di kamar Esmee."

"Bagaimana tanggapan orangtuanya?"

"Kelihatannya mereka sudah tahu soal Esmee terobsesi padaku, dan menyalahkanku sebagai penyebab rahimnya di angkat."

"Tunggu? Apa hubungan kamu dengan rahimnya?"

"Tidak tahu. Kemungkinan dia marah dan sakit hati melihat aku bahagia dipesta penyambutan triplets, dia pergi ke club lalu pendaharan. Jadi darimana asal usul aku bisa menjadi penyebab rahimnya harus diangkat, aku tidak tahu dan tidak bisa menjelaskan."

"Otaknya bermasalah."

"Kelihatannya begitu. Awalnya dia tidak mau mengaku, pengeledahan polisi yang menemukan dia menyimpan banyak uang tunai dan kartu telepon membuat dia langsung meminta pengacara sebelum akhirnya memberi pengakuan dalam kondisi ketakutan dan menangis. Disaat itulah dia mengatakan jika dia marah karena pendarahan dan rahimnya diangkat karena aku."

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang