Part 18

2K 210 8
                                    

"Lanjutkan saja, aku akan pergi membuka pintu." Kata Aleta sambil membersihkan tangannya dengan tissiue.

Lucas tersenyum, siang tadi dia menjemput kekasihnya, membawanya ke penthouse untuk memenuhi janji dengan Mason sebelum pergi untuk makan malam. Saat masuk ke mobilnya, Lucas sudah merasa heran dengan bawaan Aleta yang ketika ditanya dengan santai mengatakan jika dia mau membuat pudding buat dibawa ke rumah orangtua Lucas. Melihat kesibukan Aleta di dapurnya, Lucas tidak mau kalah, dia ikut membantu dan setelah semua selesai sisa bahan dipakai Lucas untuk ujicoba membuat karyanya sendiri.

Mason terkejut ketika dia menekan bel penthouse Lucas yang membuka pintu adalah Aleta, ditambah lagi pakaian Aleta sama sekali di luar perkiraannya, wanita itu hanya menggunakan kaos kebesaran sampai hampir menutup celana pendek yang dia gunakan, ditambah lagi wanita itu tidak menggunakan makeup, rambutnya juga digelung secara asal.

"Hai. Luke ada di dapur." Kata Aleta sambil membuka lebar pintu, mempersilahkan Mason untuk masuk.

"Hai." Balas Mason.

"Kamu sudah datang." Sapa Lucas ketika Mason menghampirinya.

"Kamu sedang apa?" Tanya Mason.

"Melakukan pembuktian jika caraku lebih bagus dari cara Aleta." Jawaban Lucas membuat Mason melihat apa yang sedang dikerjakan oleh sahabatnya.

"Kamu membuat pudding?" Tanya Mason dengan nada tidak percaya.

"Seperti yang kamu lihat." Lucas tersenyum melihat Aleta melangkah ke arahnya, "Perkenalkan, Mason Black."

Aleta mengulurkan tangan pada Mason dan diterima namun tatapan Mason tetap dingin, membuat Aleta tersenyum, "Kelihatannya dia tidak menyukaiku."

"Tentu saja dia tidak boleh menyukaimu karena aku yang lebih dulu menyukaimu." Jawaban Lucas membuat Mason menoleh pada sahabatnya.

"Kalian sudah tinggal bersama?" Tanya Mason karena melihat pakaian yang Lucas gunakan juga pakaian santai.

"Aku juga berharap begitu, dia tidak mau." Kata Lucas sambil menunjuk Aleta yang berbalik membuka kulkas.

Mason tentu saja merasa heran, biasanya wanita yang bertemu dengannya atau Lucas pasti merasa sok akrab, sedangkan Aleta sudah jelas tahu dia tidak menyukainya, malah mengabaikannya, tidak ada usaha untuk melakukan atau mengatakan hal-hal yang bisa mengubah pemikirannya.

"Tidak perlu heran, dia tidak akan peduli kamu suka atau tidak padanya." Kata Lucas saat menyadari tatapan heran Mason yang semakin merasa heran karena Lucas bisa dengan santai mengatakan hal itu padahal Aleta ada di sana.

Lucas tertawa, Aleta menoleh pada mereka berdua lalu kembali menghadap ke kulkas.

"Tidak perlu heran, baginya memikirkan penilaianmu padanya tidak lebih penting dari pudingnya." Lucas kembali menjelaskan.

"Mengapa?"

"Karena setiap orang memiliki hak untuk berpikir dan menilai." Jawaban Aleta membuat Mason menatap Aleta yang sudah menutup kulkas dan meletakkan mangkok berisi buah potong.

"Kamu sebagai seorang selebriti apakah tidak peduli bagaimana para penggemarmu memberi penilaian padamu?"

"Tentu saja peduli tapi sekarang aku di sini bukan sebagai selebriti."

"Lalu siapa kamu?"

"Tentu saja aku Aleta." Jawab Aleta dengan santai.

"Maksud dia, jika di depan kamera dia memang selebriti karena itu profesinya, dia mendapat penghasilan dari pekerjaannya itu tetapi di balik kamera, dia adalah seorang Aleta karena itu dia bisa menjadi dirinya sendiri." Lucas membantu menjelaskan, paham jika Aleta tidak akan menjelaskan pada Mason, apalagi jika melihat ada kesempatan mengerjai Mason.

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang