Part 57

1.7K 188 0
                                    

Esmee akhirnya menjalani tes kejiwaan, kesimpulan dari test itu adalah Esmee mengalami sindrom respon stress atau gangguan penyesuaian, yaitu gangguan yang terjadi ketika seseorang mengalami perubahan prilaku setelah atau karena kondisi dibawah tekanan dan krisis.

Penyakit ini memang masuk dalam kategori penyakit kejiwaan tetapi tidak sampai membuat Esmee bisa lolos dari persidangan. Kabar mengenai penyakit ini kembali menjadi pukulan untuk keluarga Jhon Roderick, mereka benar-benar tidak menyangka dengan apa yang terjadi pada Esmee. Menurut mereka, mereka telah melimpahi Esmee dengan kasih sayang, tidak membiarkan dia disakiti, tetapi faktanya dokter mengatakan salah satu faktor yang membuat Esmee tertekan adalah dari keluarga dan penyakit ini mulai diderita Esmee sejak dia bersekolah di tingkat menengah.

Jhon, Bianca dan Isaac sudah tidak mengingat apa yang terjadi sampai Esmee bisa menderita penyakit tersebut, dan Esmee yang mengetahui dia mengalami penyakit kejiwaan awalnya merasa bahagia, berpikir dia bisa bebas tetapi karena tipe penyakitnya tidak sampai membuat Esmee melupakan jati dirinya sehingga dia masih mampu mengikuti persidangan, maka otak Esmee mulai kembali dipenuhi kemarahan.

Saat dia kembali di selnya, dia langsung tidur menghadap tembok, menahan kemarahannya sampai tubuhnya gemetar. Teman satu selnya yang baru masuk semalam menghampiri Esmee, heran dengan sikap Esmee dan berpikir dia sakit.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tangannya terulur untuk memegang bahu Esmee, tetapi dia langsung mundur ketika tiba-tiba Esmee berbalik dengan mata merah.

"Aku tidak apa-apa, jangan menggangguku!" Esmee membentak teman satu selnya sebelum duduk dan memandang tajam pada teman satu selnya itu.

Orang itu langsung mundur mendekati pintu sel, dia takut, tatapan Esmee terlalu mengerikan, dia semakin ketakutan ketika Esmee menghampirinya, tanpa berpikir lagi dia berteriak memanggil pengawas.

"Tolongggggg......"

Melihat rekan satu selnya ketakutan, Esmee malah tertawa, "Apakah kamu juga berpikir aku yang salah? Mengapa? Apakah kamu tahu kalau kamu yang salah, kamu yang mulai mengangguku." Esmee tiba di depan teman satu selnya, tersenyum sinis berkata sambil menunjuk dada orang itu.

"Aku....." Untung saja petugas datang dan melihat sikap Esmee mereka memutuskan memindahkan teman satu sel Esmee ke sel yang lain, membiarkan Esmee sendiri di sel itu.

Esmee melihat para petugas membuka pintu, "Apakah kalian mau membebaskanku? Dia mengangguku, dia yang salah." Kata Esmee.

Para petugsa itu kembali mengunci sel, membuat Esme semakin histeris, "Mengapa? Kalian sama saja dengan mereka, hanya bisa menyalahkanku, hanya memikirkan diri kalian sendiri, mengorbankan aku untuk kebahagiaan kalian."

Para petugas itu langsung melapor pada atasan mereka mengenai sikap Esmee, akhirnya mereka mendatangkan seorang ahli untuk memberi konsultasi pada Esmee, tentu saja dalam hal ini keluarga juga harus dilibatkan.

***

Aleta tertawa melihat bagaimana triple Al berinteraksi dengan Anneke dalam pengambilan gambar iklan suplemen balita.

"Sebenarnya berapa usia mereka?" Tanya Lieke yang juga tertawa melihat kelucuan triple Al berakting bahkan mereka bertiga seperti mengajarkan pada Anneke, apa yang harus dilakukan.

"Satu setengah tahun dengan isi kepala anak usia lima tahun." Jawab Aleta, dia sendiri juga heran dengan ketiga putranya yang baru mulai minggu lalu mau mengeluarkan kata-kata selain mom, dad, epa dan ema.

Begitu perintah stop, ketiga Al memeluk Anneke dan melambai pada semua kru sebelum menghampiri Aleta, "Mom, apar." Kata Alvin.

"Ternyata kalian sama saja dengan mommy kalian, selesai syuting pasti lapar." Kata Lieke.

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang