Part 22

1.9K 213 6
                                    

"Astaga Aleta, kamu cantik sekali." Pujian itu diutarakan oleh Anneke, Cecil dan Fluer yang sudah ada di ruangan tempat Aleta berdandan.

"Jika kalian terus memujiku, aku kuatir tidak bisa keluar dari ruangan ini."

"Mengapa?" Tanya Cecil.

"Karena kepalanya akan membesar." Jawab Lieke yang kali ini ikut dengan Aleta dan tentu saja sudah diperkenalkan pada keluarga Lodewijk dan Morgens.

Semua tertawa mendengar jawaban Lieke, "Tapi dibanding kamu tidak bisa keluar dari ruangan ini, yang harus dipikirkan adalah apakah Kilian akan membiarkan acara hari ini berjalan lancar dan dia tidak mengubah pemikirannya." Kata Fluer.

Tawa kembali memenuhi ruangan itu, "Sebenarnya aku lebih menguatirkan Abbe, dia belum tahu jika kekasih cantiknya akan bertunangan dan uncle kesayangannya telah merebut kekasihnya." Kembali semua tertawa mendengar perkataan Aleta.

Entah bagaimana awalnya Abbe bisa dekat dengan Lucas, yang pasti jika dia melihat Lucas maka dia pasti akan minta gendong dan menarik Lucas untuk menemaninya bermain. Selama ini Abbe belum melihat Lucas berduaan dengan Aleta karena selama persiapan pertunangan yang sering ke Amsterdam memang Lucas dan orangtuanya, karena itu dia bisa dekat dengan Abbe.

Aleta langsung terbang bersama Lieke ke Amsterdam begitu urusan pekerjaan mereka selesai, langsung menunju ke rumah Kilian karena keesokan harinya acara pertunangannya akan diadakan. Mereka tidak mengadakan di hotel atau di gedung karena akan dilakukan secara tertutup, hanya dihadiri oleh anggota keluarga utama.

Acara akan dilakukan malam hari, paginya mereka pergi Aleta, Lucas, Kilian, Anneke dan Hendri, pergi ke makam orangtua Aleta untuk memperkenalkan dan meminta restu. Dari makam keluarga keluarga Morgens kembali ke hotel, Aleta dan Kilian kembali ke rumah untuk mempersiapkan acara malam.

Malamnya saat mereka tiba, para wanita langsung pergi ke kamar Aleta untuk melihat sedangkan para pria berada di ruang keluarga, dan tentu saja membahas soal investasi dan bisnis, termasuk diantara mereka ada bayi 2,5 tahun sedang bermain lego.

"Sudah waktunya turun." Kata Fluer.

"Tunggu, kami turun dulu." Kata Anneke sambil menarik Cecil, bagaimanapun mereka adalah pihak pria yang akan datang melamar.

Setelah mereka turun, Aleta merapikan gaunnya dan Lieke bertanya, "Apakah akan ada pengumuman ke media pertunangan malam ini?"

"Ya, tapi nama wanita tidak akan disebut hanya menggunakan istilah adik kandung Kilian Lodewijk." Jawab Aleta.

"Dan karena hal itu, aku harus mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan para kenalan Kilian." Jawab Fluer.

Al tertawa, "Demi adik ipar kesayanganmu, aku yakin kamu tidak akan keberatan. Selain itu, ini juga ulah suamimu."

"Suamiku itu kakakmu." Balas Fluer.

Yang dikuatirkan Al akhirnya terjadi, saat mereka akan keluar dari kamar Aleta, Abbe masuk dan langsung terpana melihat aunty kesayangannya yang cantik, mengulurkan tangan minta di gendong.

"Aunty tidak bisa menggendongmu hari ini, sama mommy saja." Fluer mau menggendong Abbe tapi anak itu langsung memeluk kaki Aleta.

"Sama aunty." Jadilah Aleta turun sambil menggendong bayi tampan itu.

***

Lucas tersenyum saat melihat Aleta turun dari lantai atas, terlebih lagi melihat Aleta dengan gaun panjangnya dan rambut tertata cantik menggendong Abbe. Lucas bisa membayangkan bagaimana kelak Aleta menggendong anak-anak mereka.

Acara sederhana itu dibuat tidak terlalu resmi, untung Abbe mau turun ketika Lucas harus melamar Aleta secara resmi, kali ini kali ini cincin dengan mata berlian berbentuk hati yang lumayan besar.

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang