Part 53

1.7K 209 3
                                    

Bukan triplets kalau tidak membuat seisi rumah dalam sehari tidak panik. Sejak mulai bisa merangkak dan sekarang sudah bisa berjalan, keusilan tiga bayi berusia 14 bulan itu semakin membuat seisi rumah benar-benar harus memperhatikan mereka. Rasa ingin tahu mereka sangat besar, tetapi mereka juga paham jika dijelaskan soal bahaya seperti naik dan turun tangga, terutama jika mommy mereka yang menjelaskan, mereka pasti akan menurut hanya saja mereka masih belum mau berkata-kata kecuali memanggil mom, dad, ema, epa.

"Siang..... mana cucu-cucu kesayangan grandma?" Anneke pasti langsung berteriak mencari ketiga cucunya jika dia datang ketiganya tidak menyambutnya.

"Ada di halaman belakang nyonya." Jawab salah satu asisten rumah tangga yang sedang membersihkan ruang keluarga.

Anneke berjalan ke halaman belakang, perkataan yang akan terucap berhenti seketika ketika melihat ulah ketiga cucunya, tetapi ulah ketiga cucunya masih bisa dia maklumi tetapi melihat menantu kesayangannya juga ikut bermain dengan ketiga cucunya, itu yang membuat dia kehilangan kata-katanya.

"Kalian sedang apa?" Akhirnya Anneke menemukan suaranya.

"Bermain tanah liat grandma." Jawaban itu tentu bukan dari tiga cucunya tapi dari Aleta.

"Mereka main, mommy masih masuk akal. Mengapa kamu ikut bermain dengan mereka? Tidak ada pekerjaan?"

"Tentu saja ada, tapi mana mungkin aku menolak ajakan bermain dari mereka bertiga."

"Tidak terbalik?"

Aleta tertawa, ketiga anaknya mengajaknya bermain tetapi ide bermain tanah liat tentu saja dari Aleta.

"Urusan mommy sudah selesai?" Tanya Aleta.

Anneke sedang sibuk mempersiapkan pernikahan Cecil, tetapi setiap ada waktu dia pasti mampir mengunjungi ketiga cucu kesayangannya.

"Mana mungkin selesai jika mereka berdua selalu membawa kebiasaan debat mereka di kantor."

Aleta tertawa, dia sudah terbiasa mendengar keluhan Anneke. Cecil dan Yunus selalu berdebat sebelum memilih, syukur-syukur jika akhir debat mereka mencapai kata sepakat, kalau tidak maka membuat Anneke semakin kesal.
"Mengurus pernikahan kamu dan Lucas yang lebih sibuk dulu saja tidak sesusah ini."

"Ema...." Panggilan Alvon membuat Anneke yang kesal langsung tersenyum.

"Apa sayang?"

Alvon mengulurkan tanah liat di tangannya, "Kamu mengajak grandma main?"

Bukan satu kepala yang mengangguk tapi tiga kepala secara serempak.

"Kalian itu bukan bermain tapi mengotori diri kalian. Kalian main saja sama mommy kalian, grandma melihat saja dari sini."

Kondisi triplets memang kotor, jika Aleta membuat bentuk-bentuk lucu dari tanah liat sebaliknya ketiga putranya saling mengotori diri.

"Grandma takut kotor, nanti tidak cantik lagi." Kata Aleta.

"Ya, kalau grandma tidak cantik nanti grandpa tidak sayang lagi, kalian juga tidak punya grandma cantik lagi."

Triplets langsung tertawa, mereka seperti paham apa yang di maksud dan selalu bisa membuat orang-orang senang dengan tingkah dan sikap lucu mereka.

***

Esmee akhirnya diijinkan untuk kembali, dan kali ini dia diminta untuk menjadi sekretaris Isacc. Tentu saja tujuannya untuk mengawasi adiknya secara langsung, selama di Denmark, laporan yang mereka terima Esmee sudah berubah tetapi mereka tidak tahu jika itu semua hanya bagian dari rencana Esmee supaya bisa kembali dan melakukan pembalasan.

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang