Part 2

2.8K 214 10
                                    

Aleta kembali ke New York, tentu saja dia sudah berjanji akan datang menghadiri pernikahan Kilian yang akan diadakan tiga bulan lagi. Saat makan malam bersama dengan Kilian dan Fluer, Aleta baru tahu jika alasan pengusaha muda pimpinan Lodewijk company, mengadakan pernikahannya begitu cepat ternyata karena tunangannya sedang mengandung 3 minggu. Tapi Aleta yakin Kilian tidak akan memberi Fluer pernikahan sederhana tetapi dia akan memberi calon mommy dari anaknya, pernikahan mewah yang dipersiapkan dengan waktu yang mepet. Uang bagi Kilian bukan masalah, dia berhasil mengembangkan perusahaan orangtuanya, dia juga berinvestasi dalam banyak bidang yang menguntungkan, Kilian bukan hanya seorang pengusaha muda yang mendapatkan kekayaannya dari warisan orangtua tetapi dia kaya karena kemampuannya sendiri.

"Halo, aku sudah kembali."

"Halo. Akhirnya, aku sudah kewalahan menerima pertanyaan, kapan kamu kembali dan bisa menemui mereka." Kata Lieke, asisten merangkap manager Aleta.

"Jika mereka yang kamu maksud adalah orang-orang dari manajemen artis, bukankah aku sudah mengatakan padamu untuk menolak mereka semua."

"Aku belum menolak mereka karena berpikir kita masih membutuhkan mereka untuk kamu bisa mendapatkan peran atau pekerjaan yang bagus. Jika kamu menolak mereka, siapa yang akan membantu kita mencari dan menerima pekerjaan?"

"Aku tidak ingin terikat dengan mereka. Soal pekerjaan, aku akan berusaha dengan kemampuanku, cukup dua tahun ini aku terikat kontrak dengan mereka berakhir dan kamu lihat bagaimana mereka menghubungimu karena tahu aku belum memperpanjang kontrak. Jadi menurutmu, apakah tidak mungkin kelak pekerjaan juga akan datang mencariku sendiri?"

"Benar juga, selama dua tahun ini kamu sudah membentuk satu karakter dan reputasi yang begitu baik, pantas jika mereka begitu tahu kamu tidak memperpanjang kontrak, langsung mengejarku."

"Jadi, lebih baik kamu tolak mereka dan mulai bersiap untuk benar-benar menjadi manajerku sepenuhnya, terserah kamu jika kamu akan mencari asisten atau pekerja lainnya untuk membantumu."

"Kamu mau mendirikan kantor manajemen sendiri?"

"Tidak, cukup pekerjakan orang-orang yang  kita perlukan. Soal gaji mereka, kurasa tabunganku selama 2 tahun ini masih cukup, sampai aku mulai menemukan pekerjaan baru."

"Kelihatannya kamu memang sengaja dan sudah memikirkan hal ini. Pantas saja selama dua tahun ini kamu begitu menghemat."

Aleta tertawa, "Oh ya, sebelum aku lupa. 3 bulan lagi aku kembali akan mengambil cuti pribadiku selama seminggu, jadi kosongkan jadwalku jika kamu mulai menerima pekerjaan."

"Baik bos. Sebelum aku juga lupa, besok sore jam 4 ada pengambilan foto dan lusa jam 10 pagi, ada  audisi."

"Ok. Besok jam setengah tiga aku akan siap dan lusa jam delapan aku akan siap."

"Baiklah, aku akan menjemputmu."

"Jangan terlambat."

"Ya bos."

***

Dua tahun yang lalu, dia pergi berlibur setelah upacara kelulusannya, dan melihat orang-orang sedang antri untuk mengikuti audisi, dia iseng ikut mengantri dan ternyata dia diterima di kantor manajemen itu. Dia artis baru, tidak dikenal dan terlalu banyak saingan, dia hanya mengandalkan komitmen atas keputusan yang dia ambil. Dia tidak banyak menerima peran atau tawaran menjadi bintang iklan, apalagi bisa menjadi icon atau juru bicara  satu produk, tetapi dia melakukan semua pekerjaannya dengan serius.

Aleta cantik, ramah dan mudah bergaul, dengan keseriusannya beberapa pihak mulai meliriknya sebagai bibit baru yang bisa dikembangkan, karena itu begitu jatuh tempo masa kontraknya selama 2 tahun, beberapa kantor manajemen yang meliriknya mulai mengajukan penawaran tetapi Aleta menolaknya, namun asisten dan juga managernya masih belum secara terang-terangan menolak, apalagi Aleta sedang mengambil cuti pribadinya.

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang