Part 48

1.9K 234 10
                                    

Lucas bisa tenang bekerja karena sejak kandungan Aleta memasuki minggu ke-34, mereka memutuskan untuk pindah ke rumah Hendri dan Anneke. Anneke bahkan mengurangi kegiatan di luar rumahnya untuk menemani menantunya yang dijadwalkan akan melakukan operasi satu minggu lagi.

Aleta juga sejak minggu dia pindah sudah tidak keluar rumah bukan karena dilarang tetapi lebih karena dia semakin sulit untuk bergerak dengan tiga bayi aktif di dalam perutnya. Tetapi karena perusahaannya baru berdiri dan akan diresmikan, Aleta tidak bisa menganggur. Lieke yang datang membawa setumpuk laporan, menemani Aleta bekerja di rumah.

"Ada apa?" Tanya Lieke ketika melihat Aleta menarik napas berat sambil mengelus perutnya.

"Mereka mengadakan rapat juga, tidak mau kalah denganku." Jawab Aleta.

"Apa topik rapatnya?"

"Merundingkan siapa yang akan keluar lebih dulu."

Lieke tertawa, Aleta selalu memiliki jawaban dan melihat dia berinteraksi dengan ketiga calon anaknya selalu membuat Lieke tertawa.

"Bukankah kamu akan operasi?"

"Operasi juga tidak mungkin langsung keluar bertiga. Jadi mereka sekarang sibuk mengatur posisi untuk menentukan siapa yang akan menjadi anak pertama."

"Bos, mengikuti proses kehamilanmu sejak awal sampai sekarang, aku merasa seperti ikut hamil."

Aleta tertawa, "Tunggu mereka lahir kamu akan merasa mereka sebagai anak-anakmu atau bagaimana jika kamu membantu mengasuh mereka?"

"Mengasuh mereka saat kamu kerja?"

Aleta mengangguk sambil meringis karena merasa ketiga bayinya kembali berputar.

"Kalian bertiga sejak pagi berputar-putar di dalam sana, tidak lelah? Mommy saja lelah merasakannya." Aleta menepuk-nepuk pelan perutnya.

"Kenapa mereka?" Tanya Anneke yang datang bersama pelayan yang membawakan juice buah buat menantunya juga Lieke.

"Rapat mom, memutuskan siapa yang mau menjadi pewaris M's."

Anneke tertawa, "Kalian bertiga jangan dengarkan permintaan grandpa, kalian punya kebebasan untuk memilih."

"Aunty sama Aleta sama saja, berbicara dengan mereka seperti mereka mengerti saja."

"Mereka mengerti, mereka cerdas seperti daddy dan mommynya." Jawab Aleta dengan begitu yakin.

"Tentu saja, itu tidak bisa dipungkiri lagi. Lucas mengatakan akan mengambil cuti, mengapa dia masih bekerja?"

"Aku melarangnya mom, dia di rumah juga bekerja, ditambah terus menggangguku, jadi lebih baik dia ke kantor. Di rumah ada mommy dan Lieke juga para pembantu, sudah cukup."

Aleta mengatakan hal yang sebenarnya, Lucas memang akan mengambil cuti tetapi baru satu hari di rumah teleponnya juga tidak berhenti berdering, dia juga sibuk membalas pesan dan email, ditambah lagi yang membuat Aleta kesal adalah meminta Aleta terus di sampingnya atau Aleta tidak boleh jauh-jauh dari penglihatannya.

"Kamu benar, lebih baik saat kamu masuk rumah sakit saja dia baru mengambil cutinya." Kata Anneke sambil membantu Aleta berdiri.

"Ke toilet lagi?" Tanya Lieke.

"Ke mana lagi jika bukan tempat favoritku sejak aku hamil."

Leike dan Anneke tertawa, Aleta melangkah dengan pelan ke toilet di lantai bawah.

***

Aleta keluar dari toilet, melangkah pelan sampai melihat Anneke dan Lieke dengan tenang dia berkata, "Kelihatannya mereka sudah mencapai kesepakatan."

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang