Aleta membuka matanya tersenyum malu ketika mengingat apa yang yang terjadi semalam. Semalam akhirnya Lucas tahu jika Aleta mengerjainya, dia juga tidak ragu bergabung di tempat tidur dengannya dan saat Aleta memunggunginya, Lucas memeluknya.
Ciuman di belakang telinga dan tengkuk Aleta oleh Lucas menjadi awal mereka bercumbu dan malam itu untuk pertama kalinya Aleta merasakan orgasme. Lucas menepati janjinya, dia hanya memuaskan Aleta dengan bibir dan jarinya, Aleta juga bukan tidak mengerti tentang kebutuhan pria dan memuaskan pria, pengalamannya membaca sekenario dan melihat atau menonton membuat dia dengan berani membalas apa yang dilakukan Lucas pada dirinya.
Keduanya tertidur saling berpelukan dengan puas, dan paginya saat terbangun Aleta merasa malu dengan apa yang dia lakukan semalam.
Aleta menoleh dan baru menyadari jika Lucas tidak ada di tempat tidur, Aleta langsung duduk, menoleh kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Lucas sampai pintu kamar terbuka dan Lucas masuk membawa baki.
"Selamat pagi sayang, tepat sekali waktunya. Sarapan special anda tiba tepat waktu."
"Pagi." Aleta melihat apa yang ada di atas baki itu, "Kamu yang menyiapkan semuanya?"
"Tentu saja."
"Apakah kamu yakin tidak membuat dapurku berantakan?"
"Aku sudah merapikannya dan jangan ragukan kemampuan memasakku, setidaknya untuk makanan sederhana dan mudah, kedua tanganku ini masih bisa diandalkan di dapur."
Sandwich dengan isi bacon dan telor, tertata cantik di atas piring. Potongan buah juga telah tertata dengan cantik, di sampingnya ada segelas juice jeruk dan susu, juga dua butir telor rebus.
"Jika setiap sarapan kamu yang menyiapkannya, aku kuatir tidak bisa bekerja untuk LM."
"Mengapa?"
"Karena berat badanku akan naik, apalagi setiap siang dan malam kamu juga menyiapkan makananku."
Lucas tertawa sambil mengedipkan matanya, "Aku tidak keberatan dengan bentuk badanmu."
Aleta memukul lengan Lucas dengan wajah merona, paham jika Lucas sedang menggodanya.
"Aku hanya tidak ingin kamu kelaparan mengingat jika lapar kamu bisa mengabaikanku."
Aleta kembali mencubit gemas kali ini paha Lucas, "Pendendam sekali. Bukankah dengan begitu kamu semakin penasaran denganku?"
"Ya dan karena itu aku tidak ingin kembali dikalahkan oleh sepiring salad atau buah." Jawab Lucas sambil menyuapkan sepotong buah ke mulut Aleta.
"Benar-benar memalukan, pesona seorang Lucas Morgens dikalahkan oleh buah dan sayur."
Lucas menepuk kepala Aleta, "Hanya kamu yang bisa melakukan hal itu."
Altea itu mengulurkan sandwich pada Lucas yang langsung digigit oleh Lucas, Lucas senang karena hubungannya dengan Aleta sudah meningkat, kelihatannya pagi ini adalah waktu yang tepat untuknya.
Lucas tiba-tiba berdiri, melangkah menuju ruang ganti. Tidak lama dia di sana, dia kembali menghampiri Aleta dan langsung berlutut dengan satu kakinya sambil menyodorkan kotak cincin yang sudah terbuka.
"Aleta Josef Lodewijk, menikahlah denganku."
Aleta memandang Lucas dan sepasang cincin itu bergantian, "Kamu melamarku?"
"Saat di Amsterdam nanti, aku akan memberikan acara pertunangan yang resmi, sekarang aku rasa adalah waktu yang tepat mengingat kita akan berpisah beberapa waktu."
Aleta tersenyum, mengulurkan tangannya dan membiarkan Lucas memasukkan cincin di jari manisnya. Lalu melihat Lucas mengulurkan kotak cincin dan tangannya, Aleta tersenyum mengambil cincin yang menjadi pasangan cincinya untuk dimasukkan ke jari manis tangan pria yang telah berhasil bukan hanya mengambil hatinya tapi juga sisa hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Always In My Heart
Romance"Jika kamu mau mommy berhenti menjodohkanmu, segera cari calon istrimu dan perkenalkan pada mommy. Mommy janji selama itu bukan teman kencan semalam atau wanita yang hanya kamu bayar untuk memainkan peran itu, mommy akan menerimanya." "Bahkan jika w...