Part 29

1.8K 203 4
                                    

Aleta menelusuri rahang Lucas dengan jarinya, terbangun dan melihat wajah tunangannya sekarang sudah menjadi hal yang biasa hanya saja semalam dia yang memang sudah lelah dipaksa oleh Lucas untuk tidur, membuat dia tidak bertanya mengenai suasana hati Lucas. Melihat tunangannya tidur dengan begitu nyenyak, hati Aleta menjadi lebih tenang.

Mata Lucas terbuka, tatapannya langsung menangkap wajah tersenyum Aleta membuat dia ikut tersenyum, tentu saja dia langsung mencium kening Aleta, "Pagi."

"Aku membangunkanmu?"

"Kelihatannya begitu."

Aleta tersenyum sambil menunjuk dada kiri Lucas "Apakah di sini sudah tenang?"

"Sudah, tapi yang bawah kelihatannya tidak tenang."

Aleta langsung paham dan memukul dada Lucas, lalu berbalik, turun dari tempat tidur langsung ke kamar mandi diiringi tawa Lucas.

Aleta turun karena sudah tidak melihat Lucas di kamar, menebak jika tunangannya sedang menyiapkan sarapan jadi dia langsung keluar kamar dan turun menuju dapur untuk membuktikan tebakkannya yang ternyata benar.

"Kamu tidak ke kantor? Nanti sebelum ke kantor, antarkan aku pulang, sore nanti aku masih harus melakukan pengambilan gambar." Kata Aleta sambil menghampiri Lucas yang sedang menggoreng.

"Apakah pekerjaanmu tidak bisa ditunda?"

"Mungkin bisa tapi aku tidak mau. Dengan aku muncul di sana, siapapun yang semalam berniat mencelakaiku tentu tahu jika rencana mereka telah gagal."

"Kamu tidak takut jika mereka kembali mencelakaimu?"

"Tentu saja takut tapi bukankah semalam kamu bilang akan memberi pengawal terlihat padaku? Atau kamu dan Kilian sudah menyusun rencana lainnya?"

"Mengapa tidak bertanya, siapa yang kami duga melakukan hal itu?"

"Aku yakin tidak perlu aku bertanya kamu pasti akan mengatakannya."

"Kelihatannya Kilian salah."

"Salah apa?"

"Semalam dia mengatakan, kamu selalu bisa menurut padaku."

Aleta menjulurkan lidahnya, mengangkat piring yang baru diisi oleh telor dan bacon dari penggorengan ke meja makan, disusul oleh Lucas yang menuangkan dua gelas kopi untuk dibawa ke meja makan.

"Apakah sekarang sudah bisa mengatakan, apa yang terjadi dan bagaimana kalian akan mengatasinya?" Tanya Aleta setelah mereka duduk berhadapan di meja makan untuk menikmati sarapan mereka.

Lucas menceritakan pembicaraan antara dirinya dan Kilian semalam, termasuk laporan dari Dion dan Dick tadi pagi saat Aleta di kamar mandi yang dia terima.

"Jadi, sekarang kamu sedang mencari pelakunya?" Tanya Aleta.

"Kami menduga pelaku yang terpantau di kamera itu hanya orang bayaran, ada orang yang menugaskannya atau lebih tepatnya membayar jasanya."

"Boleh aku menebaknya?"

"Silahkan."

"Salah satu dari mantanmu yang model LM."

"Mengapa kamu menebak begitu?"

"Dia mencelakaiku pasti bukan karena tahu aku adalah tunanganmu tetapi karena iri aku menjadi model LM."

"Menurutmu siapa dari para mantan model LM yang paling memungkinkan melakukan hal itu?"

Aleta mengangkat kedua bahunya, "Bukankah kamu seharusnya lebih mengenal mereka dan bisa menduganya, tidak perlu kuatir aku tidak akan cemburu jika kamu menyebut namanya atau bahkan bertemu untuk makan malam dengannya."

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang