Part 21

2K 201 10
                                    

"Apa lagi yang ketinggalan?" Aleta membuka pintu kamarnya, dia berpikir jika Lieke yang kembali karena ada yang tertinggal mengingat asistennya itu baru saja keluar dari kamarnya 5 menit yang lalu.

"Apakah kamu mempunyai kebiasaan membuka pintu tanpa melihat siapa yang datang?"

"Awalnya aku ingin memelukmu tetapi karena kamu mengomel, aku batalkan saja." Aleta berbalik membiarkan tamunya masuk dan menutup pintu sendiri.

Lucas si tamu tidak diundang langsung memeluk Aleta, "Tidak masalah, aku bisa memelukmu. Aku merindukanmu." Bisik Lucas di telinga Aleta.

"Bukankah kita setiap hari juga saling melakukan panggilan video." Jawab Aleta dengan santai.

"Aku rindu memelukmu."

"Karena itu kamu kemari?"

Lucas membalik tubuh Aleta untuk menghadapnya, "Apakah kamu tidak merindukanku?" Satu tangannya menahan pinggang Aleta, satu lagi menarik dagu Aleta untuk melihat ke arahnya, tatapan Aleta sudah memberinya jawaban, ditambah tangan Aleta yang merangkulnya. Tanpa ragu Lucas menunduk, mencium lembut bibir yang sangat dia rindukan dan membuat dia beberapa hari ini lembur menyelesaikan pekerjaannya supaya akhir pekan dia bisa mengunjungi tunangannya.

"Mengapa kemari tanpa memberi kabar?" Tanya Aleta yang sekarang sedang bersandar di dada Lucas.

"Tentu saja untuk memberimu kejutan."

"Kejutan atau menginspeksiku, berharap menangkap basah diriku sedang merayu aktor atau produser?"

Lucas mencium puncak kepala Aleta, "Aku percaya itu tidak akan terjadi. Katakan bagaimana kamu bisa membuat aku seperti ini?"

"Seperti ini apa?"

"Belum pernah aku merindukan seorang wanita sampai membuat aku ingin terus melihatnya, bersamanya seperti ini."

Aleta tertawa, mengangkat kepalanya yang membuat Lucas kembali mencuri ciuman di bibir kekasihnya.

Aleta menyadari sesuatu, dia langsung menegakkan badannya dan menoleh, "Kamu tidak berminat menginap di sini?"

"Undangan?"

"Aku serius." Aleta merengut karena kesal.

"Aku memesan kamar di atas, kamu pasti juga tidak nyaman jika aku di kamarmu."

"Mengapa baru sekarang kamu menyadari aku tidak nyaman?"

"Tidak berlaku untuk kamarmu di apartement. Kamar ini dipesan oleh kru, lantai ini juga rata-rata ditempati oleh kalian, jadi aku memilih membuka kamar lagi. Saat tiba tadi aku langsung check-in dan melakukan pertemuan daring dengan beberapa orang, setelah memastikan kamu sudah di kamar dan siap melakukan panggilan video, aku turun."

"Berapa hari kamu di sini? Pengambilan gambarku akhir pekan ini padat, tidak bisa menemanimu."

"Bekerjalah, aku kemari tidak untuk mengganggu pekerjaanmu hanya ingin merasa dekat denganmu. Senin pagi aku akan kembali, ada urusan M's yang harus kuselesaikan. Mau menginap di kamarku?"

"Aku merasa ini bukan sekadar tawaran, tapi memiliki tujuan dan maksud lain. Maka jawabanku adalah tidak, kamu keterlaluan jika meninggalkan jejak, besok aku masih harus melakukan pengambilan gambar."

Lucas tertawa, "Janji, hanya tidur berpelukan dan tidak akan meninggalkan jejak ditubuhmu."

"Benar?" Lucas mengangguk.

"Kembalilah dulu ke kamarmu, aku akan menyusul naik dan memberi kabar pada Lieke, supaya besok dia tidak melaporkan aku menghilang."

Lucas tersenyum, menyodorkan kartu kamarnya, "Kamar 3001"

Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang