Bulan keluar dari cendela kamarnya dibantu Fajar yang sudah menunggu diluar. Kemudian disusul Fajar yang ikut keluar juga.
"Sumpah ya, kalau ketauan bisa berabe ni," Decak Sasha memegangi Bulan karna kesulitan keluar.
"Gak, lo tenang aja Sha" Ucap Fajar meyakinkan. Mereka bertiga berjalan keluar dari Villa hanya 5 menit berjalan ke arah pantai didekat sini.
"Gila bagus banget tempatnya!" Sasha berlari menghampiri beberapa anak Vagos lainnya yang sedang memasang api unggun.
"Apa gue bilang Sha gak akan nyesel lo kesini," Ucap Angkasa sombong.
Sasha mendengus malas. "Ga lo ngapain diem disitu?" Tanyanya yang melihat Angga duduk kalem, karena biasa nya cowok itu paling heboh.
Angga memanggil Sasha untuk menghampiri nya. "Tenang banget anjir duduk diem disini otak gue lebih plong jadinya."
"Makanya punya otak jangan di buat mikir."
"Ya kalo gak di buat untuk mikir dibuat untuk apa anjir," Ucap Angga heran, menggeser duduknya saat Sasha duduk di sebelah nya.
Tak lama datang Bumi membawa beberapa makanan untuk di panggang di pinggir pantai ini.
Angga dan Sasha datang menghampiri mereka. "Aa seneng banget gue, bakar-bakar gini!" Katanya heboh.
"Lo bawak apa aja Bum?" Tanya Sasha mulai membantu mengeluarkan beberapa bahan dan alat untuk mereka memanggang daging.
Bulan muncul bersama Fajar. "Ini mau letak dimana ni?" Tanya Fajar menunjukkan beberapa snack. "Noh letak situ deket tikar."
Tunjuk Langit pada Fajar. "Ada temen gue mau dateng," Ucap Langit membuat semua menoleh.
"Siapa? Cowo? Cewe?" Tanya Angga penasaran.
"Cewe," Sahutnya.
"Serius Lang temen ni?" Tanya Sean curiga. "Atau cewe yang
kemarin dikantor polisi itu," Fajar menatap Langig curiga, "bisa jadi tu sen,"Langit hanya mendiamkan tak ingin menjawab semua pertanyaan mereka.
Bulan berjalan kearah Fajar memberi tau laki-laki itu untuk segera mengangkat beberapa tempat.
"Hai," Sapa perempuan membuat semua menoleh.
"Eh ini bener kan yang kemarin dikantor polisi, ayo gabung aja, siapa si nama lo gue lupa," Ucap Angga sok asik.
Raya tersenyum kaku, lalu menatap mereka satu persatu dan terakhir menatap seorang Langit, yang menyuruhnya untuk gabung bersama cewe-cewe yang lain.
"Hai, gue Bulan" Sapa Bulan pada
cewek itu."Gue Raya," Balasnya tersenyum ramah, lalu gantian menatap Sasha.
Sasha cengengesan. "Oh Hai, gue Sasha" Ucap perempuan itu
mengenal kan diri. "Btw santai aja Ray anggep udah kenal lama aja"Raya tertawa masih agak canggung. "Oke Sha,"
Mereka mulai memanggang beberapa daging, ayam dan juga
sosis. Malam ini Ramai semua bersenang-senang termasuk Bulan yang ikut tertawa melihat tingkah Angga yang diam-diam memakan sosis."Aelah tunggu dulu napa Ga, tunggu udah selesai semua baru
kita makan bareng," Jengah Sean frustasi, menatap Angga nyalang.Bumi menggeser tubuh kecil Angga. "Anjir banget mentang-mentang gue kecil main geser-geser lo!"Bumi menatap sinis Angga yang sedang mengoceh. "Makanya lari biar cepet gede."
"Yah? Hubungan lari sama cepet gede apaan ege?" Tanya Angga tak santai.
"Udah napa sih berantem mulu lo berdua bantu ini cepetan," Teriak Angkasa di sebelah mereka karena banyak asap mengenai wajahnya. "Sial banget wajah tampan gue!"
![](https://img.wattpad.com/cover/352864319-288-k10247.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Teen Fiction"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...