"Belajar buat ujian besok, Sha."
Sasha hanya tertawa garing, tapi sibuk memainkan ponselnya sejak tadi. Mereka di perpustakaan, dan hanya Bulan yang belajar sejak tadi.
Bulan menutup bukunya. "Udahlah.yuk Sha, udah mau pulang."
"Udah selesai bacanya?" Tanya Sasha heran, lalu melihat jam
ternyata memang sudah hampir jam pulang. Bul menaikan satu alisnya, segera kluar dari perpustakaan diikuti Sasha. "Lo pulang dijemput?"Sasha mengangguk, menyimpan ponselnya dikantung bajunya. "Lo, pulang naik apa?"
"Bis, mungkin."
"Tinggal sendiri gimana rasanya, Bul?" Sasha menatap Bulan dari samping. "Sepi pastikan?"
"Iya, makanya lo sering-sering aja nginep di apart gue,"
"Ntar malam deh gue nginep," Ucap Sasha, "ntar gue ajak Renjani sama Tiara gimana?" "Boleh tu."
Mereka berdua keluar dari
gerbang, karna bel pulang sudah berbunyi. Sekolah sudah mulai sepi karna Bulan dan Sasha ke toilet sebentar."Mana ya, kok supir gue belum jemput?" Tanya Sasha sendiri, lalu menyipit ikan mata saat seorang laki-laki berjalan kearahnya.
Sasha merapatkan dirinya pada Bulan , berusaha tenang walaupun hatinya sejak tadi sangat tidak merasa aman.
Bulan yang sedang, menggandeng tangan Sasha. Seseorang yang sedang berjalan kearah mereka adalah mantan Sasha yang toxic, setahun lalu. Bulan juga sedikit takut, karena kawasan sekolah. sudah sepi.
"Sha, gue mau ngomong bentar
ama lo" Ucap Dika dingin, laki-laki bertubuh kekar itu menarik tann Sasha, membuat perempuan itu meringis. Bulan menepis tangan Dika. "Lo ngomong gausa pake kekerasan
lah.""Mending lo pulang Bul, ini urusan gue ama Sasha"
Bulan terkekeh pelan, tak habis fikir dengan Dika yang masih sibuk mengusik temannya.
Dan lebih heran dengan Sasha
kenapa dulu menerima laki-laki
seberengsek ini. "Sasha temen gue."Dika menghela nafas jengah. "Gue cuma mau ngomong sama Sasha!"
"Gue mau pulang, Dik" Ucap Sasha takut-takut. "Udah gak ada yang perlu di omongin,"
Dika menggeleng meyakin kan,
"kita perlu ngomong Sha, ayo
sekalian geu anter."Bulan berusaha sabar, melihat temannya sejak tadi ditarik-tarik
oleh Dika, tapi Sasha sama sekali
tak melawan. "Sha, pulang bareng gue kan?""Lo bisa diem gak!" Bentak Dika pada Bulan membuat Sasha ikut tersentak.
"Lo yang mending pergi,"
Dika memejamkan matanya emosi, lalu tak sengaja mendorong Sasha sampai jatuh. Dika memang seperti ini sejak dulu, selallu melampiaskan emosinya pada Sasha.
Brakkkk
Dika jantung tersungkur,
saat seseorang dari belakang menendang punggung Dika. "Anjing," Makinya."Lo bakal dapet lebih dari ini, kalo lo masih berani nemuin mereka," Ucap Fajar dingin.
Dika mengumpati Fajar,karna lagi malas berurusan dengan banyak orang, Dika memutuskan segera pergi. Menatap dingin kearah Sasha sebentar.
"Makasih ya, Jar" Ucap Sasha
tersenyum kecil.Fajar menggangguk pelan. "Siapa
lo, Sha?""Mantan gue dulu" Ucap Sasha agik canggung, karena malu mengakui mantan brengseknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Genç Kurgu"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...