Teman Lama

6 6 0
                                    

"Fajar..." Panggil seseorang perempuan pelan membuat

laki-laki itu menoleh. Kalian harus tau, Fajar punya satu teman perempuan sejak kecil mereka jarang bertemu dan hari inilah kesempatan mempertemukan mereka. "Hai Fajar," Sapanya.

Fajar tersenyum kecil, "hai Gistara" Nama Gistara, tinggalnya di Medan. dan seumuran dengan Fajar. Gistara sempat tinggal dijakarta namun karna urusan pekerjaan orang tuanya Gistara terpaksa harus ikut mereka ke Medan.

"Fajar lo beda banget sekarang udah lama banget gak ketemu sama lo," Ungkap Gistara dengan segala rasa rindu pada laki-laki itu. "Lo juga beda banget,"

Gistara menarik kopernya mendekat, "Apanya yang beda?" Tanyanya antusias.

"Makin pendek aja keliatan nya."

Gistara refleks memukul bahu cowok itu pelan. "Lo mangkin rese ya ternyata, tapi gapapa. Btw thanks udah mau jemput gue di bandara."

"Lo nya yang minta, bukan gue yang inisiatif!" Tegas Fajar dengan nada bercanda.

"Yaelah lo sama temen lama perhitungan banget sih," Decak Gistara heran. "Btw gimana mama lo sehat?"

"Ya alhamdulillah sehat Gis," Ucap Fajar membantu Gistara menarik kopernya. Berjalan beriringan keluar dari bandara.

"Mau makan dulu gak sih Jar? Laper banget,"

Fajar melihat kearah jam ditangannya, masih ada waktu dua.jam lagi untuk dia bertemu Bulan. "Boleh, tapi abis itu gue langsung anter lo pulang ya soalnya gue ada urusan"

Gistara berdecih sinis seharusnya temannya ini meluangkan waktu
untuknya karna sudah lama tidak bertemu, "Iya deh iya."
Mereka berdua mampir di salah satu tempat makan di dekat bandara. "Lo gimana sekarang masih sendiri?"

"Apanya sendiri?" Tanya Fajar sambil menyuapkan makanan
kedalam mulutnya. Gistara menarik nafas dalam, ngomong sama Fajar harus sabar
sejak dulu emang Fajar agak telmi "Ya udah punya pacar belum?" Tanya Gistara agak ngengas "gue ngomong sama lo harus sabar banget ya Jar,"

Fajar tertawa pelan, Gistara sejak
dulu memang tidak pernah berubah karena perempuan ini selalu emosian dan selalu mau lebih unggul darinya.

Berteman lama dengan Gistara,
membuat Fajar mengerti bahwa teman yang berjarak gak melulu akan gagal sama hal nya seperti
hubungan.

Mereka masih bisa bertukar kabar dan bertukar cerita melalui media sosial, Gistara pun sering mengirimi Fajar pesan menceritakan kesehariannya tinggal di Medan.

Fajar gak tau harus senang atau sedih, karena senangnya bisa bertemu teman lama yang
dulu selalu menerima segala cerita serta keluh kesah tanpa menghakimi dirinya. Dan sedih nya Fajar pasti akan direpot kan oleh cewek ribet didepannya ini.

"Gausa kaku gitu muka lo, gue
akan ngerepotin lo selama disini kok," Ujar Gistara seakan bisa menebak isi fikiran Fajar.

Fajar berdecih pelan. "Lawak lo,"

"Lo belum jawab pertanyaan gue ya Jar!"

"Yang mana?"

"Pacar lah, udah ada belum?" Tanya Gistara penasaran, karena
laki-laki ini tidak pernah menceritakan tentang perempuan saat mereka berbalas pesan.

"Ada," Kata Fajar pelan.

"Oh ada..."

Keduanya kembali diam, hanya ada detingan suara sendok pada piring yang sedang mereka makan.. Sejujurnya, Gistara sedikit kecewa karena dia menyukai Fajar sudah sejak lama. Tapi itu sudah lama, sudah seharusnya perasaan ini Gistara buang sejak dulu-dulu.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang