Peran Penting

5 5 0
                                    

Fajar turun dari kamarnya, lalu
melihat mamanya sudah di meja
makan. "Pagi, Ma."

"Pagi, Jar" Nova tersenyum ke arah Fajar, lalu segera menyuruh putranya untuk segera makan. "Makan dulu, Jar. Mau kemana sih pagi-pagi gini?"

"Ada urusan bentar Ma."

Fajar duduk dimeja makan, lalu mengambil makanan yang sudah disiapkan oleh mamanya. Fajar dan mamanya kembali pinda ke Indonesia. Mamanya sudah mulai membaik sejak 7 bulan yang lalu, dan memutuskan kembali ke kesini tapi tetap harus menjaga kesehatannya.

"Kamu udah ketemu dia Jar?"
Tanya Nova pada Fajar. Fajar paham siapa dia, yang dimaksud oleh mamanya. fajar memang sering bercerita mengenai Bulan pada mamanya. "Sudah ma,"

"Gimana respon dia, Jar?"

Fajar menatap makanan nya. "Fajar ngerasa malu ma ketemu Bulan,"

"Bahkan Bulan gak ngebenci Fajar, dia masih maafin Fajar ma." Nova menatap putranya kasian, paham betul Fajar anak seperti apa. "Mama tau, Bulan memang perempuan baik Jar, dan mama tau kamu juga sangat menyayangi Bulan, kalau kamu memang menginginkan dia lagi, berusaha lagi seperti awal dulu kamu dapetin dia Jar," Fajar tersenyum kecil, "susah dapetin Bulan."

"Bentar lagi kalian lulus sekolah, kamu udahan dan kejar dia lagi, sebelum Bulan didapetin laki-laki yang lain, Jar."

"Gapapa kalo yang lain lebih baik dari Fajar. Ma."

"Siapa yang bilang anak mama gak baik?" Nova menatap putranya itu. "Kalo kamu ngerasa gak baik untuk Bulan, coba berusaha jadi baik lagi dan bikin dia percaya sama kamu Lagi."

"mama yakin kok, Bulan akan
bisa nerima kamu lagi," sambung
Nova.

Fajar munafik jika tidak.
menginginkan Bulan lagi, Fajar
sangat ingin bersama perempuan itu, tapi bertemu dengan Bulan tadi malam benar-benar membuatnya jdi orang paling brengsek.

"Udah gak ada kesempatan untuk
Fajar, dihati Bulan Ma.... Lirih nya"

.....


Brakkkk

Sean melempar beberapa
makanan dan anak dimeja,
membuat yang lain langsung
menyerbu.

"Ck," Anggaberdecak menatap sinis.

Angkasa yang duluan mengambil
makanan nya. "Lo bagi-bagi lah,
jangan makan solo-solo gitu anj,"

"Siapa cepat dia dapat," Celutuk
Angkasa

Angga di sampingnya mendumel
mengikuti gaya bicara Angkasa, bagi Angga dari temannya yang lain Angkasa lah yang paling menyebalkan, karna laki-laki itu tak pernah mau mengalah darinya.

Fajar menatap sekeliling markas,
sudah lama dia tidak kesini. Hanya banyak pekakas yang pindah tempat, suasana nya masih sama seperti saat dia masih sekolah disini.

Fajar tersenyum kecil, melihat
teman-temannnya masih mau
akrab dengannya. Beruntung Fajar mengenal mereka. karna
walaupun jauh, mereka setelah
menyempatkan mencari kabarnya.

Fajar menoleh saat Langit menepuk pelan bahunya. "Mangkin bagi aja ni markas Lang," Candanya.

Langit menatap kearah laki-laki itu.

"Anak-anak lebih sering gantian
bersih bersih" Sahutnya. "Lo baliktinggal disini?"

"Iya,"

"Berarti kuliah disini?" Tanya
Bumi membuat laki-laki itu
mengangguk, "Ye baguslah, kita
akhirnya lengkap lagi cuy,"

"Bener, pokoknya kita harus
satu fakultas lah, ya" Ucap Angga
semangat. "Seneng gue gini kalo
kita bareng lagi,"

Fajar menoleh kearah Langit.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang