Bulan menarik nafasnya dalam,
sebelum masuk memegang gagang pintu UKS, lalu membukanya."Permisi,"
Gibran ketua MPR meletakan beberapa obatan dimeja. "Lo
liat Bul, ini masih pada baru di
beli kemarin, kenapa di tempat
sampah semua?"Bulan melihat beberapa obatan
itu, sungguh bukan dia pelakunya. Kemarin setelah menjaga UKSdan mengecek obat-obatan Bulan langsung keluar dan mengunci pintunya."Kemarin yang pegang kunci UKS
siapa Aja?" Tanya Gibran."Setelah gue jaga ini, kuncinya gue kasih ke Salwa, Kak." Gibran berdecak frustasi. "Panggil
aja Salwa kesini bentar."Bulan mencari nomor Salwa
menghubunginya untuk segera
datang ke UKS.Setelah beberapa menit menunggu Salwa datang dengan beberapa kantung makanan, karena perempuan itu baru dari kantin.
"Ada apa kak?"
"Kemarin abis Bulan pakai kunci,
lo yang megang kan?" Tanya Gibran langsung.Salwa mengangguk tak yakin. "Sebenarnya iya kak, cuma kuncinya aku lupa taro dimana, pas aku cari-cari kemarin sore kuncinya nyangkut di pintu UKS ini kak."
Gibran memijat keningnya frustasi. "Kalian harusnya jangan ceroboh dong, kita gak tau siapa yang ngelakuin ini jadinya."
Bulan dan Salwa hanya menunduk tak berani melihat Gibran, kakak kelasnya ini kalau udah marah dingin banget mukanya.
"Maaf kak, ini salah gue karna
kemarin buru-buru jadi kasih
kunci ke Salwa." Ucap Bulan
merasa bersalah. "Lain kali gak akan kejadian kayak gini lagi kok."Salwa menganggukkan kepala
menyetujui ucapan Bulan. "Iya kak, gue minta maaf juga."Gibran menarik nafas dalam. "Ini
yang terkahir" Tegasnya. " Kalian
berdua beres ini, dan ganti sama
yang baru, Jangan sampai hal
kayak gini kejadian lagi."Bulan mengangguk, lalu segera membereskan obat-obatan
dibantu Salwa."Bul, kayaknya ada yang usil deh," Tebak Salwa.
Bulan juga berfikir hal yang sama. "Mungkin Sal, apa ada yang benci anak PMR ya?"
Salwa berfikir sebentar. "Gue
si gak ada kayak nya Bul, kalau
lo?" Tanya Salwa, meletakan
makanannya dimeja. "Lo pacar
Kak Fajar kan Bul, bisa aja ada yang gak suka sama lo."Bulan duduk di kursi, "Mungkin si Sal."
Salwa menepuk-nepuk pelan bahu perempuan itu. "Sabar deh Bul, resiko pacaran sama anak famous emang gitu. Apalagi pacar lo anggota Vagos plus inti Vagos Bul."
Bulan tertawa menanggapi. "Bisa
aja lo Sal." Bulan mempotret
obat-obatan yang sudah dirusak
seseorang tadi. "Sal ini gantian
jadwal lo jaga UKS kan, gua ada
urusan jadi gue tingga gapapa?""Oh gapapa santai aja bul."
🍃🍃🍃
Sudah beberapa jam pelajaran
lewat dan sekarang bel pulang
akhirnya berbunyi membuat
seluruh siswa-siswi berhaburan
keluar kelas.Sejak tadi pagi seorang Fajar tak menampakkan dirinya,
dikantin Bulan hanya melihat
teman-temannya Fajar saja. Pesan Bulan juga sama sekali tak kunjung dapat balasan.Bulan berjalan menuju halte,
biasanya akan pulang bareng Fajar namun hari ini tak ada laki-laki itu.Bulan mengambil ponselnya
karena sejak tadi muncul suara
notifkasi. Tersenyum kecil karena ternyata pelan-pelan itu dari Fajar .
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Fiksi Remaja"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...