Bagian dari Cerita

9 7 1
                                    

"Kak gue mohon jangan pergi" Ucap Bulan memohon. Perasaan nya kalut, beritanya tentang sekolah sebelah yang menyerang langsung menyebar begitu cepat.

Fajar menggenggam erat tangan. Bulan, "gue harta selesain ini Bul, gue punya kewajiban penting ngelindungi temen-temen gue." Bulan menatap laki-laki itu pasrah. Bulan hanya bisa terpaksa mengizin kan, hatinya sejak tadi. merasakan takut akan terjadi hal
buruk.

"Lo harus pulang dengan keadaan baik-baik aja."

Fajar memeluk Bulan erat. "Tunggu gue pulang Bul, gue akan pulang dengan keadaan baik-baik saja."

"Gue akan ajak lo minum matcha kesukaan lo setelah gue pulang

......

Langit keluar dari gerbang, dengan anggota Vagos yang lainnya. Tak ada seorang pun yang boleh menyerang sekolahnya.

Fajar membawa motornya keluar gerbang, disamping Langit dia berkata, "Kita gak boleh terpancing Lang."

Guru-guru disekolah yang mendengar berita pun menjadi was-was takut akan ada tauran. Semua anggota Vagos mengendarai motornya keluar dari gerbang SMA MERDEKA. Mereka menemui Sekolah Cempaka didepan jalan sekolah mereka. SMA Cempaka ternyata sudah menunggu, mereka tidak masuk ke SMA MERDEKA, karena Langit mengatakan bertemu disini. Langit turun dari motornya, bersiap dengan anggotanya untuk menyerang musuh. Langit menjernihkan pandangannya saat melihat seorang Dika berdiri didepan dengan senyuman
busuknya.

"Udah gue bilang, masalah kemarin gak akn selesai gitu aja" Sahut Dika. "Hari ini akan gue buktikan ke lo semua, bahwa geng lo gak akan ada apa-apa nya."

Langit menggenggam erat tanganya emosi, "Lo, cuma sampah kecil
yang bisa gue tebas kapan aja."

Hari ini akan Langit buktikan sebagai ketua Vagos yang siap melindungi sekolah dan nama baik anggotanya. Hari ini adalah hari terakhir Langit menjadi ketua Vagos, dan akan dia kasih pelajaran untuk orang-orang yang suka mengusik ketenangannya.

Fajar  menatap mata Langit yang
memancarkan emosi, perasaan buruk sejak tadi menyelimuti dirinya, dia takut akan ada hal buruk yang terjadi.

"Lang, gue percaya sama lo" Ucap
Fajar pelan pada Langit.

Angga berdiri tepat disamping Fajar,
menepuk pelan bahu laki-laki itu. "Kita semua harus balik sama-sama."

"Jangan ada yang gak pulang" Sahut Angkasa.

Bumi menoleh pada Langit."Pasukan
Udah cukup Lang."

"Lo tunggu pembalasan gue, gue gak akan jatuh sendirian" Ucap.Dika, lalu menyuruh pasukannya bersiap. "SERANG!"

Langit dengan tangan kosong lansung meninju dua orang sekaligus sampai terkapar lemah.

Langit menginjak mereka sampai mereka tak sadar lagi. Langit mengambil kayu rotan disampingnya untuk dijadikan senjata, lalu memukul mereka dengan kayu itu. Sial ada ada satu orang yang melempar baru
didahinya sampai mengeluarkan
darah.

Angga yang dibelakang rasanya agak kesulitan karena musuhnya berbadann besar. Tapi Fajar datang langsung meninju saat Angga hampir hilang keseimbangan.

Sean berdecak dengan makian saat seseorang memukul kepalanya dari belakang. "Anjing!" Umpat nya. "Berani lo dari belakang pengecut lo!"

"Bum, Hati-hati mereka licik semua"
Bisik Angkasa pada Bumi saat mereka
berhasil menghabisi musuh.

"Aman Sa" Sahut Bumi

Tauran semangkin parah, Langit
sejak tadi juga hampir kewalahan menghabisi musu. Beberapa jalan
macet, dan suara siren polisi mulai
terdengar.

Ada beberapa yang mundur dan panik melarikan diri. Tapi Dika berjalan maju, mengeluarkan sebuah pisah dari jaketnya. Dia berjalan mendekat kearah Langit yang tidak menyadarinya.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang