Bu Mala datang kedepan gerbang panti, bersama Langit dan yang lain. Dengan hati yang sangat gelisah, Bu Malah menatap Langit takut.
Langit mengganguk, menyuruh buk Malah tenang dan percayakan padanya. Langit maju satu langkah, dengan geram karena orang-orang sial ini mengusik rumahnya.
"LO SEMUA BERANI NYENTUH
ANAK-ANAK ATAU BERANI OBRAK-ABRIK TEMPAT INI, JANGAN HARAP HIDUP TENANG." Suara teriakan Langit, berhasil membuat orang-orang itu menoleh kearahnya. Begitupun teman-teman Langit, yang berjalan mendekat kearah Langit takut laki-laki itu bisa menahan emosinya.Seorang laki-laki keluar dari mobil dengan kaca mata hitam, lalu menyinggung senyum nya. "Hallo Mala, apa kabar?"
Itu Reno, papa Dika. Sasha dari kejauhan menghampiri bu Mala, memeganh tangan ibu panti itu. "Kamu gak berhak dateng ke panti ini!"
Reno terkekeh sinis. "Saya udah
kasih waktu kamu, tapi kamu gak ada tanggung jawabnya. Karena saya orangnya gak sabaran saya yang dateng kesini." Langit mengernyit, menatap Sasha. Dan bertanya ada apa sebenarnya yang terjadi, ada apa dengan Bu Mala dan Sasha."KAMI GAK AKAN KASIH PANTI INI KE KALIAN! Semua orang panti kaget. Karena ucapan Bu Mala, kenapa panti ini harus diberikan pada laki-laki itu
"Okey gini aja, saya kasih waktu dua hari lagi untuk kalian renungin masalah ini" Kata Reno, lalu mendekat ke Sasha dan bu Mala. "Buat keputusan, kasih panti ini ke saya atau kamu
berurusan dengan hukum dan keluarga kamu gak aman." Sasha tersetak, dengan segala kemarahan yang ditahannya."Brengsek"
....
Semua berkumpul di ruangan bu Mala Termasuk Langit dan temannya, dan Sasha juga ada. Sashamenundukkan kepalanya, lalu menoleh menatap Bu Mala.
"Panti ini milik papa, tapi papa nyuruh bu Mala ngurus panti ini" Jelas Sasha.
"Bu Mala adik dari papa gue."
Langit tersentak, baru tau fakta ini padahal sudah sejak lama mengenal pengurus panti ini. Sasha menceritakan kepada mereka semua tentang kejadian
beberapa waktu lalu, tentang terjadinya kecelakaann bersama.Dika, dan papanya yang mengancamnya.
"Jadi papa nya ngancem lo, antara
ngasih panti ini atau bawak kasus
ini ke hukum?" Tanya EkalSasha mengangguk. "Bukan cuma
dilibatkan ke hukum, mama gue
juga bakal di ancem" Sasha merasa
sangat bersalah dengan mereka
karena mengacaukan hari ini. Dan
Bulan mengusap pelan bahunya,
seolah ini semua akan ada jalan.
keluarnya.Fajar menyadari Langit tengah bimbang, Laki-laki itu tau, panti ini sangat berarti baginya, dan tidak mudah juga untuk memberi anak panti tentang kejadian ini.
"Kita kasih aja panti ini ke dia"
Ucapan bu mala berhasil membuat semua orang-orang didalam ruangan menoleh kaget, Dan Langit adalah orang pertama yang menentang."Enggak! Kasian anak-anak panti!"
Ucap Langit, lalu menoleh ke Sasha."Gue tau ini panti punya bokap
lo Sha, tapi lo juga harus mikirin
nasib anak-anak panti gimana!"Sasha merasa disudutkan sekarang.
"Lo gak ngerti Lang! Gue udah berusaha cari solusi tapi gue bingung sama diri gue sendiri.""Keluarga gue di ancem, dan Reno
orang berpengaruh yang bisa
ngelakuin apapun untuk yang di mau.""Trus kalau panti ini dikasih ke dia? Apa dia bakalan jaga panti ini?" Tanya Angkasa, karena kalau iya bisa dipertimbangkan.
Bu Mala menggeleng. "Mereka bakal robohin panti ini untuk buat project mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Fiksi Remaja"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...