"Gistara?"
Gistara menoleh, dengan rambut acak-acakan beruntungnya ponsel nya diletakan dalam saku celananya tadi.
Gistaramengernyit heran, menatap tak kenal laki-laki yang memanggilnya itu. "Lo? Siapa?"
"Gue Bumi temen Fajar."
Gistara mengangguk, agak kecewa karna dia kira laki-laki itu yang akan datang membantunya, tapi mungkin saja Fajar sedang ada urusan batinnya.
Bumi melihat perempuan itu, "udah di urus sama polisi?" "Udah sih katanya lagi diproses,"
Gistara menarik kursi disebelahnya "gak tau berapa lama di proses, soalnya Kartu-kartu identitas gue disitu semua,"
Bumi mengangguk mengerti. "Lo tenang aja, polisi bakal nemuin pencurinya" Katanya agar perempuan itu tidak terlalu memikirkan nya. "Ayo gue anter ke apartemen lo,"
Gistara berdiri, "oke"
.....
"Kak, ya ini lucu gak sih Sasha kan modelan yah heboh gitu," Tunjuk Bulan pada barang berwarna pink.
Fajar memincingkan mata, "menurut lo Sasha sukanya apa?"
"Kalau Sasha gak heran sih Kak, lebih sering beli skincare pastinya" Jelas Bulan kau meletakan barang tadi ke tempat semula. "Tapi gue mau yang beda Kak, karena hal yang beda yang akan selalu diinget kan Kak?"
"Untuk jadi beda, lo juga harus berani Bul"
Bulan terkekeh pelan, lalu kembali melihat barang-barang ditoko ini.
Setelah setengah jam mengelilingi salah satu toko di Mall, akhirnya Bulan menemukan barang yang akan ia hadiahkan untuk ulang tahun Sasha.
"Kak, mau kesitu?" Tanya Bulan, "main time yuk Kak?"
Fajar tersenyum kecil mengacak pelan rambut Bulan, "iya ayo Bulan Aurelya Hutami,"
Fajar menuruti permintaan perempuan itu, setelah mengisi kartu Bulan memilih memainkan bola basket.
"Bul, kalau lo bisa ngalahin skor gue lo boleh minta sesuatu sama gue,"
Bulan tampak semangat, "serius jangan bohong!"
"Iya Bulan, kapan gue bohong coba"
Bulan tersenyum kecil, mulai bersiap-siap memasuki bola basket dan dihitung mundur oleh Fajar.
"Satu..."
"Dua..."
"Tiga.."
Bulan mulai memasuki bola-bola. basket tapi sejak tadi belum ada satupun yang masuk kedalam ring. Tertinggal jauh dengan Fajar, Laki-laki itu sudah memasukan empat bolah basket berturut-turut. Fajar tersenyum kecil, mulai memelankan permainan nya. memberikan kesempatan pada Bulan
"Yes, masuk Kak!" Ucap Bulan girang, cetak skor yang Bulan miliki sekarang 6 point sedangkan Fajar masih 5 point.
Karena waktu sudah habis, Bulan berteriak girang karena berhasil mengalahkan skor milik Fajar. Fajar mencubit pelan hidung Bulan,
"mau apa sih Bul kok semangat banget?"
Bulan mulai memikirkan sesuatu, padahal sejak tadi belum kepikiran ingin apa dari Fajar karena dia memang bersemangat untuk mengalahkan laki-laki itu.
"Boleh disimpen dulu gak Kak?"
Fajar menaikan satu alisnya memikirkan ucapan Bulan, "eeeeengg.... Boleh Bul boleh,"
"Hahah apasih Fajar gajelas
banget,""Kak ayo dong masak gitu aja gak bisa!" Ucap Bulan frustasi karena sejak tadi mesin capit boneka yang sedang Fajar mainkan tak berhasil. "Kak kayaknya ni mesin boongan deh, masak dari tadi udah mau berhasil tiba-tiba dilepas,"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Teen Fiction"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...