Manusia dan sepi

8 7 0
                                    

Ini sudah dua semenjak insiden kecelakaan Angkasa, laki-laki itu pun sekarang sudah masuk kembali ke sekolah. Saat ini, jam pelajaran olahraga di
arahkan oleh pak Joko.

Berhubungkelas sebelah juga jam olahraga dan gurunya izin, maka pak Joko lah yang menggantikan dan menggabungkan dua kelas ini.

Ya, kelas Fajar dengan Bulan.
Walaupun mereka beda tingkatan Fajar yang sedang pemanasan, sibuk melirik Bulan sejak tadi diam-diam, cantik. Puji nya.

"1... 2...3..."

"Fajar!" Panggil pak Joko. "Kamu
ni dari tadi saya liatin gak serius
pemanasan nya. Sini kedepan
kamu." Fajar menggerutu dalam hati, berjalan dengn langkah gontai kedepan, tepat didepan Bulan, karena perempuan itu baris di paling depan.

Untung juga, batin Fajar.
Fajar mulai menghitung dan
melakukan pemanadan di ikutin
yang lain. Fajar sesekali menggoda Bulam, dengan senyumnya.

Bulan sejak tadi menegur laki-laki itu untuk melakukan pemanasan dengan serius, agar tidak dimarah pak Joko lagi.

"Sudah-sudah, kalian boleh
istirahat. 10 menit lagi siap-siap
untuk ambil nilai basket." Ucap
pak Joko.

Bulan duduk dipinggir lapangan
bersama Sasha yang sibuk
mengibas-ngibas wajahnya
yang kepanasan. Wajah Sasha
memang sedikit sensitif, makanya perempuan itu selalu mengeluh jika terkena panas.

Bulan memincingkan matanya,
saat melihat dari jauh Rani
menghampiri Fajar, Iya pacaranya.

"Ngapain tu Bul, si kutu nyamperin pacar lo?" Sasha meletakkan kipasnya. "Samperin Ege, masak lot pacarnya diem aja."

Fajar sempat melirik kearah Bula, namun segera dia putuskan
kontak matanya melihat ke arah
lain.

"Bul, ih lo liat tu. Aleo ngikut Rani, mau kemana anj, ikutin sana."

Bulan hanya melihat kepergian
mereka berdua. Lalu tak
mengubris ucapan Sasha dan
memilih mengabaikan.

Sepuluh menit berlangsung.
semua murid berbaris seperti
semula karna perintah pak Joko.
Namun Fajar tak kunjung terlihat, kemana perginya laki-laki itu bersama Rani.

"Ini Fajar mana ni?" Tanya pak Joko, setelah mengabsen satu-persatu.

Angga bersuara besar. "Nganter Rani pak katanya sakit, disuruh bu Dewi."

Angkasa dibelakangnya memukul pelan kepala Angga. "Eh nyet lo ngomong pelan-pelan Anj, ntar denger Bulan salah faham mereka."

"Yah masak gue harus bisik-bisik
sama pak Joko, ntar dikira gue
simpenannya anjir." Tambah Angga

Angkasa meringis prihatin, ngomong sama Angga emang perlu kesabaran extra.

Namun sejak tadi, Bulan
mendengar percakapan antara
Angkasa dan Angga. Apa benar laki-laki itu mengantar Rani, tapi kenapa harus Fajar dari banyaknya orang?

🍃🍃🍃

Angkasa dibelakangnya memukul pelan kepala Angga. "Eh nyet lo ngomong pelan-pelan Anj,n tar denger Bulan salah faham mereka."

"Yah masak gue harus bisik-bisik
sama pak Joko, ntar dikira gue
simpenannya anjir." Tambah Angga. Angkasa meringis prihatin, ngomong sama Angga emang perlu kesabaran extra.

Namun sejak tadi, Bulan
mendengar percakapan antara Angkasa dan Angga. Apa benar laki-laki itu mengantar Rani, tapi kenapa harus Fajar dari banyaknya orang?

Bulan membuka handphonenya
saat sebuh notifkasi masuk.

Kak Fajar: Bul, olahraga nya yang
semangat ya. Panas ni kalau cape
istirahat aja jangan mau disuruh
suruh pak Joko. Oh ya Bul, yang lo liat tadi jangan salah faham ya,
nnti gue jelasin semuanya. Dari
Fajar, pacar paling ganteng se-SMA MERDEKA.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang