satu paket makanan dimeja. "Lu mesen bisa pake kurir kenapa. harus gue?"
Gistara menatap malas temannya
itu, "gue tinggal sendiri Jar, harus
hemat lah. Lagian gunanya temen buat apa kalok gak di andelin.""Lo udah berapa tahun ngejomblo Gis?" Tanya Fajar heran.
"Harusnya lo cari pacar biar lo susahin pacar lo bukan gue,"
Gistara menatap Fajar sinis. "Lo sendiri gimana?"
"Apa?"
"Kenapa gak pacaran lagi? Gamon?"
"Males."
Gistara terkekeh miris. "Ketebak,
gamon kan lo?""Mungkin," Gistara tersenyum paksa. "Kalau ada orang baru yang suka sama lo gimana? Lo gak mau nyoba buka hati?
"Tergantung orangnya gimana."
Canda Fajar, "Lo ngapa nanya?""Nanya sama temen sendiri ga boleh?" Tanya Gistara balik. Fajar menatap Gistara, lalu
menghela nafas. "Gue gak bisa cepet buka hati ke orang baru.""Dua tahun itu udah lama deh, Jar."
"Buktinya gue belum siap
ngelupain dia."Gistara tersenyum kecut. "Sepenting itu peran dia?"
"Penting, bahkan sangat penting Gis."
Gistara mengangguk paham. "Gue Ingin peran itu Fajar"
.....
Perempuan berambut hitam. panjang itu, duduk di kursi antrian makanan. Bulan menunggu nomor antriannya
disebut agar bisa segera makan
dan pulang, dia tidak sendiri.Ada Azka, yang memaksa ikut
menemaninya."Hai, Bulan" Sapa seorang
perempuan tinggi, membuat Bulannmenoleh kearah samping.Gistara tersenyum kecil, "gue yakin lo gak lupa sama gue kok,"
Bulan menarik nafas dalam, antara malas merespon dan bingung harus merespon bagaimana.
"Lo sendiri?" Tanya Gistara, melihat sekitar.
"Sama temen."
"Lo gak suka sama gue ya?" Tanya Gistara terus terang, karena setiap kali Gistara mencoba mengajak Bulan bicara perempuan ini seperti mengabaikannya.
Bulan lagi-lagi menarik nafas dalam. "Ada yang perlu lo omongin ke gue gak?"
"Ada, mungkin,"
"Lo bisa ngomong sekarang."
Bulan melihat jam ditangannya,
Azka sedang ke toilet jadi dia yang menunggu pesanan. "Gue gak ada waktu soalnya.""Lo udah tau Fajar balik kesini?"
"Udah."
"Sorry tentang kejadian yang lo
liat di halte dulu," Gistara menarik senyum simpul. "Gue emang suka Fajar, tapi gue gak akan ngerebut apa yang gak bisa jadi milik gue, Bul."Bulan masih diam mendengarkan.
"Lo itu adalah tokoh utama yang
sulit gue ganti di cerita Fajar, Bul. Gue cuma peran pendukung
yang mungkin tiba-tiba dateng
dan ngerusak hubungan kalian.
berdua.""Gue udah gak ada hubungannya
sama Fajar," Jelas Bulan"Gue tau omongan lo bohong, gue tau lo masih menginginkan Fajar. Sama kayak yang Fajar yang masih pengen lo jadi miliknya" Gistara
tersenyum kecil, "gue hanya temen kecil Fajar, Bul. Gue harap lo masih menerima kesempatan untuk Fajar."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Fiksi Remaja"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...