Skenario Perjalanan

6 4 0
                                    

"Bulan?" Perempuan itu berbalik.

"Ke yamiku mau?"

"Boleh, tapi mampir ke toko kue Sasha dulu." Bulan mengambil beberapa lembar kertas di meja, memasukan nya kedalam tas dan menghampiri laki-laki itu. "Mau cari buku apa Bul?"

Bulan mengaitkan tali helmnya. "Mau cari buku untuk masuk univ Ka,"

Laki-laki yang bersama Bula adalah Azka, sosok laki-laki yang pernah bertemu dengannya di halte waktu hujan.

Ternyata pertemua mereka tidak
berakhir di halte, mereka bertemu lagi di suatu even sekolah dan Azka mengajak Bulan berkenalan. Dan semenjak itu, Azka terus mendekati Bulan sampai akhirnya mereka bisa dekat dan berteman.

Bulan sekarang sudah kelas 3
SMA dan sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke Universitas impiannya. Dia dan Azka memang berbeda SMA, tapi Azka selalu ada dan membantu Bulan kapan pun.

"Mau vanilla latte aja Ka," Azka mengangguk, lalu memesan dua minuman dan menghampiri Bulan lagi. "Belajar mulu gak cape Bul?"

"Kalau gak belajar sekarang, kapan lagi mau ngejar Start, Ka?" Azka terkekeh, "lya siap ibu ketua."

"Lo mau masuk univ mana?"
Azka menggaruk kepalanya yang tak gatal. Setiap Bulan bertanya tentang ini, Azka seakan bingung, karena belum ada niat kemana. dan harus apa. "Belum kepikiran gue, Bul"

"Mulai Ka, kalo gini aja lo gak akan tau gimana kedepannya."

"Susah Bul, gue udah coba belajar. tapi gam sampe lima menit gue ngantuk,"

Bulan membuang nafas dalam. "Karena lo gak niat, coba lo niat dan fokus.

"lya deh, gue usahain."

"Gitu mulu kalo di bilangin,"

Azka terkekeh pelan. Seorang pelayan datang mengantar pesanan. "Matcha late satu, hot americano satu, bener
kan mas?"

Bulan tersentak.

"Mbak kayaknya salah deh, bukan Matcha Latte tapi Vanilla Latte," Ucap Azka mengoreksi.

"Aduh maaf mas, mbak. Biar kami tukar lagi aja ya,"

"Tya mbak, tukar lagi aja ya?"
Tanya Bulan ramah.

Mbak pelayan itu mengangguk
dan segera menukar pesanan. Tak lama datang lagi dan memberikan pesanan yang benar. "Ini Vanilla Latte nya ya mbak,"

Bulan mengangguk dan tersenyum kecil, "makasih ya mbak,"

Pelayan itu mengangguk, dan
tersenyum kecil lalu meninggalkan mereka berdua.

"Padahal gue bilangnya bener lo,
Vanilla latte."

Bulan membuka bukunya,
"mungkin mereka salah denger,"
"lya sih," Azka memandang
perempuan itu. "Emang gak suka
Matcha Bul?"

"Suka."

"Kenapa gak mesen Matcha?"

"Bosen, Ka"

"Gue gak pernah liat lo mesen
Matcha kenapa bisa bosen?"

"Dulu, sering. Sekarang bosen."

"Emang rasa Matcha gak kayak rumput?"

Bulan melirik Azka. "Ngomong lagi gue sumpel pakek buku mulut lo Ka,"

"Buset dah Bul."

Mereka keluar dari yamiku, tepat
pukul lima sore. Tapi diluar hujan, terpaksa menunggu hujan reda, baru bisa pulang.

Azka menatap Bulan yang sibuk
memasukan bukunya. Azka
menyukai Bulan sudah lama,
bahkan sejak pertama bertemu.
Dan Bulan tau kalau Azka
menyukai Bulan.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang