Sudah sejam mereka menunggu
di rumah sakit Fajar yang sedang ditangani oleh dokter. Sejak tau Bulan dan yang lain selalu mendoakan Fajar agar semua berjalan baik, agar Fajar bisa pulang bersama mereka. Bulan sejak tadi berdoa, semogaTuhan membantu nya kali. ini. Semoga semesta masih memberikan tempat Fajar berada di bumi ini. Semoga Fajar masih bisa tertawa dan bercerita bersamanya besok, sampai hari berikutnya.
Sasha sejak tadi menenangkan
Bulan, karena perempuan itu gak berenti menangis, wajahnya sejak tadi sudah sembah. Langit dengan perasaan kalut dan bermasalah, berusah meredam. emosinya. Jika dia mendapat
kabar buruk, maka habis lah Dika
ditangannya.Fajar bagian ya sudah seperti saudara kandung, harusnya sekarang Langit yang berada dalam ruangan dingin itu, bukan Fajar. Bumi menuduk kearah Langit.
"Bukan salah lo Lang..."
"Ini salah gue, Bum" Sahut Langit
dengan mata memerah. "Dia disana karena nolongin gue, harusnya gue yang disana.""Bukan Lang, kita gak tau kejadian. akan kayak gini" Ucap Bumi menenangkan Langit. "Kita semua
harus berdoa yang terbaik untuk Fajar"Anjing temen gue!" Ujar Angga
menangis kejar. "Jar ayo pulang bareng kita!" Angga sejak tadi bediri didepan kaca ruangan, tak bisa melihat Fajar karena tidak nampak dari kaca.Seorang dokter keluar, dengan raut wajah yang sulit ditebak. Dan Bulan maju menghampiri dokter dengan harapan yang sangat besar. "Gimana keadaannya dok? Gimana keadaan pacar saya?"
Sasha menarik tubuh Bulan saat perempuan itu bertanya dengan dokter itu. "Bul, tenang dulu."
Dokter laki-laki itu menatap mereka satu-satu. "Maaf kami tidak bisa menolong saudara Fajar" Katanya dengan berat hati.
"ANJING! ANJING!" Umpat Langit "JAR BANGUN GILA LO YA!"
"FAJAR!" Teriak Angga memanggil
nama laki-laki itu. "Plis pulang
bareng kita."Angkasa yang sejak tadi diam, karena perasaannya yang sakit melihat ucapan Angga yang mengajak Fajar
pulang bersama. "Fajar pulang Ga,
dia pulang ketempat yang lebih baik.""Tempat yang lebih baik itu, kita
Sa. Temennya..."Seorang dokter membawa Fajar
keluar dengan mata yang tertutub.Bulan dengan perasaan sakitnya menangis dihadapan Fajar "Lo janji mau ngajakin gue pulang Kak..."
"Kak Fajar, bangun.. Kita pulang sama-sama Kak..." Ucap Bulan pelan.
"Kak, mana janji lo gak akan ninggalin gue lagi..."
"Kak Fajar.." Bulan menangis kejar tak sanggup melanjutkan ucapannya.
Semua di lorong itu merasakan sakit yang teramat mendengar setiap tutur Bulan.Bulan menangis kejar. Seorang dokter menatap mereka. "Tolong tenang semua, jasadnya harus segera kami bersihkan."
"Tolong ikhlaskan saudara Fajar, agar dia bisa tenang disana" Ucap dokter.
Langit menarik kera baju dokter
itu. "TEMEN GUE BELOM MATI ANJING!"Sean menarik Langit, membiarkan
dokter itu membawa jasad Fajar.
Sekarang hanya Naufal yang sadar,
Sean sebenarnya juga lemah, tapi dia yang harus mengingatkan temannya dan sadar atas kejadian hari ini."Gue benci sama lo, Kak!" Teriak Bulan. "Lo gak nepatin janji!"
"Gue mending lo ninggalin gue kayak kemarin, dari pada lo ninggalin gue tapi gue gak bisa liat lo lagi."
Semua yang mendengar ucapan
Bulan tersentak dengan hati yang sakit mendengarnya. Mereka tau, Bulan pasti sangat terkejut dengan kejadian ini.Sasha menghapus air matanya. "Bul,
gue mohon. Kuatin hati lo, kita anter Fajar ke tempat terakhirnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Fiksi Remaja"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...