tidak sakit, bahkan hati dan segala pikirannya tertuju pada laki-laki itu. Iya, Laki-laki yang memilih pergi padahal bisa diselesaikan tanpa mengakhiri ini.
Bulan berusaha sekuat tenaga,
menampung air matanya agar tidak jatuh. Tapi percuma, rasanya semangkin di tahan akan semangkin sakit.Bulan duduk di kamarnya didekat cendela. Duduk diam, tapi pikirannya masih tertuju pada Fajar, kenangan yang sudah dia buat bersama Fajar.
Susah tanpa kehadiran sosok dia, Bulan terisak, suara tangisnya berusaha dia tahan mati-matian. Bulan ingin menahan kepergian Fajar, ingin mengatakan pada Fajar untuk jangan pergi, tapi sulit. Bulan tidak berani memaksa.
"Kak, gue senang karna kehadiran lo," Ucap Bulan pelan. Masih terisak, dadanya sakit. Sulit ketika harus beradaptasi dengan kepergian seseorang yang selama ini ada untuknya.
Bulan membuka bukunya, buku
yang selama ini dia tulis tentang Fajar. Tentang laki-laki tinggi, bermata sipit, dan berparas gagah itu. Laki-laki yang selama ini selalu membuatnya senang.Dear Fajar...
Terimakasih ya, terimakasih untuk semuanya, untuk segalanya. Untuk waktumu, untuk senyummu, untuk tawamu, dan untuk semuanya. Semoga aku diberi ikhlas, kamu pun begitu.
Kamu adalah cerita paling melegenda pin, cerita yang paling aku suka, isi dari cerita itu sangat menyenangkan kan, karena banyak bahagianya. Hal yang paling ku
ingin adalah melanjutkan cerita ini, tapi aku tau, ga mungkin... Banyak pesan yang ingin aku sampaikan ke kamu, sebelum semuanya benar benar usai, tapi
semua itu gagal kuberikan, aku
ingin menghargai keputusanmu,
seperti yang kamu mau... Aku lepas kamu ya.. Aku beneran melepas kamu lo.. Untuk semuanya akan baik baik
saja....Aku akan terbiasa tanpa mu, tapi
untuk saat ini belum.
Aku tau, hari ini pasti akan ada. Hari dimana kita saling melepaskan, iya tepat nya hari ini. Tapi aku ga mau kamu sedih... Harus senang ya.... Aku tutup cerita ini, akuu selesai, lebih tepatnya kita selesai..Bulan menutup bukunya. Buku bersampul biru, dia terluka.
Bahkan rasanya sesak untuk mengatakan sesuatu."Kak Fajar jahat!"
Bulan berteriak marah dikamarnya, tidak ada orang dirumahnya yang membuatnya
bisa leluasa menangis. "Hiks.... Kenapa Kak? Kenapa harus lo yang pergi dari banyak nya
orang lain?""Kak, kita belum cobain matcha di tempat lain,"
Bulan terisak pelan, "Kak Fajar... Kita belum kuncungi tempat-tempat yang jadi rencana kita," Ucap Bulan kecewa, bibirnya tersenyum kecil tpi mata nya menangis. Bulan menutup kedua wajahnya,
masih terisak karna benar-benar sakit. "Mana Kak Fajar yang katanya selalu nemenin gue..." Malam itu, sampai larut malam Bulan habiskan menatap langit sambil berbicara sendiri, mengeluarkan segala isi hatinya,
berbicara pada sosok Fajar.
yang dia rasa ada di depannya,
menangis sejadi-jadinya."September terimakasih untuk hal senang, untuk Juni aku tak membencimu, tapi desember bukan hanya mendatangkan muaim hujan, tapi juga akan menjadi musim sedih."
...
"Jar cepet balik ya Anj." Ucap
Angga sedih, rasanya masih seperti mimpi Fajar harus pindah. "Serius Jar, kalau balik terus lo banyak berubah kita gak mu temenan sama lo,"Fajar tertawa kecil, "iya Ga, santai lo gausa sok sedih gitu lah gue tau lo sok sedih biar bisa pake motor gue kan?"
Angga terkekeh pelan. "Terlepas dari sedih gue karna lo pergi, gue juga sih karna lo ninggal motor""
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Novela Juvenil"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...