"Nikita willy, nikita mirzani, nikita kapan jadinya Jan?"
Renjani mendengus menatap Angga malas, "dari pada bacot mending lo bantu temen kelas lo sana, dari pada ngerusuhin di sini," "Lagian, temen lo pada kemana deh Ga?" Tanya Tiara.
Angga mendengus. "Lo taukan, Syafa tu galak nya kayak apa, ya jadi mereka pada bantuin Syafa. Sedangkan gue kabur, males gue disuruh-suruh."
" tenda. Besok akan mengadakan bazar di sekolah mereka. SMA MERDEKA. setiap kelas memang wajib Ye...gak solid lo jadi temen. Emang mahkluk buangan lo," Ucap Sasha sibuk memasang pernak pernik di merias setiap tenda bazar dengan semenarik mungkin, dan memikat pembeli. "Woi Angga," Panggil Bumi, lalu menghampiri cowo tengil yang sedang menganggu kelas sebelah. Kelasnya Sasha.
Bumi sok mengusap hidung yang
gatal, karna menyium aroma menyengat. "Tir, lo pake parfum kemenyan ya?""Mata lo!" Ucap Tiara tak terima. "Gue pakek parfum tu yang soft ye Bum, hidung lo kesumbat."
"Jadi bau apaan ni buset?" Tanya
Bumi heran. "Temen lo tu belum mandi," Sahut Sasha.Angga menetap sinis cewe itu,
memajukan badannya songong.
"Enak aja lo. Lo cium ni cium wangi gue woi." "Yakali gue nyium lu ogeb.""Tau ni Ga, agak gesrek otaknya."
"Hai?" Sapa Raya, yang datang bersama Bulam. Ada Langit juga dibelakang mereka.
Sasha balas menyapa Raya. "Ni Sha, perlengkapan yang kurang" Ucap Bulan memberikan barang-barangnya pada Sasha
Raya melihat sekitar. "Rame
banget ya, anak sekolah lain juga
ada yang dateng""Mereka emang ngizinin murid
dari sekolah lain dateng Ray, tapi
harus ada surat undangan" Sasha
meletakkan pekakas. "Kalo lo
dateng nya sama Langit, lo dateng tanpa surat undangan pun aman aja."Raya terkekeh pelan. "Bisa aja lo
Sha."Bumi menatap kearah Langit ,"Lo napa baru dateng nyet, kita udah cape-cape."
"Gue disuruh nyari perlengkapan
yang kurang nyet" Jawab Langit agak emosi.Brakkk
Angkasa datang, membuat semua menolen. "Ni kapan siapnya buset, cape bener gue" Keluhnya. "Lo.pada bukan bantu anak kelas, cape ni gue mulu yang di omelin Syafa."
"Buset ni anak dateng-dateng
rusuh banget sih,"Angkasa menarik pelan bahu Angga, menggeser tubuh laki-laki itu agar bisa duduk. "Bacot dah lu,"
"Kayaknya ada yang kurang deh?" Celutuk Bumi, menatap yang lain.
"Sean mana?"
"Noh," Tunjuk Angkasa, pada laki-laki yang sedang meletakan barang di bazar sebelah. "Panggil anaknya kesini buru,"
"SEN!!!" teriak Angga nyaring.
Sean datang dengan keringat
yang sudah banyak. "Apa?""Udah, gausa cape-cape banget
dah urusan cewe tu sisanya," Kata Angkasa mengompori.Renjani mendengus malas, karena sejak tadi mereka merusuhi tenda mereka dan tak berniat membantu, malah bikin rusuh.
Bulan yang tau Renjani kesal, tertawa pelan lalu berbisik. "Sabar Jan,"
Bulan meletakan tasnya, lalu
membantu Sasha merias tenda
agar terlihat menarik. "Yang jadi
fotographer siapa?""Rifki, dia jago tu" Sahut Tiara.
Sasha beralih pada kotak terakhir.
"Lo bagian cuci foto ya, Bul?"
Bulam mengacungkan jempolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Teen Fiction"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...