Bulan berlari menuju gerbang utama, sialnya gerbangnya sudah di tutup oleh satpam sekolah. "Aduh neng, udah telat 15 menit ini, saya gak berani buka. Neng tau sendiri Bu Dewi kalau ngamuk kayak apa"
"Duh pak, jalannya macet tadi, besok-besok saya gak telat lagi kok pak" Mohonnya masih berusaha agar pak satpam mau membuka gerbangnya. Namun, pak satpam tidak berani membukanya dan kembali ke pos.
"Macet itu alasan biasa kalau siswa telat, kalau tau macet berarti lo harus bangun dan berangkat lebih pagi"
Bulan menoleh pada seorang laki-laki yang entah sejak kapan berdiri didepannya. "Tapi lo juga telat jadi jangan nasihatin gue" protesnya
"Gue telat, tapi tau cara masuk" ucap laki-laki itu, lalu tersenyum simpul pada Bulan.
"Gimana cara masuknya?" Tanya perempuan itu penasaran, dia pun harus segera masuk karena akan ada ulangan harian
"Masuk ke hati gue?" Tanyanya dengan senyum kecil di ujung bibirnya. "Gampang, lo cuma perlu buat gue senang"
"Apasih gaje banget" Elak Bulan
Laki-laki itu terkekeh pelan, lalu mengisyaratkan perempuan itu untuk mengikutinya. Bulan menatap tangga didepannya, tenyata laki-laki itu mengajaknya melewati tembok belakang untuk memanjat menggunakan tangga.
"Kenapa lo liatan aja, buru naik lama-lama gak bakal ngejamin bakal aman"
Bulan menghembuskan nafasnya pelan, dia tidak yakin, tapi dia harus segera masuk. "Lo jangan ngintip ya, lo liat ke bawah aja!!" Peringatnya pada laki-laki itu
Bulan, mulai menaiki tangga. Sesekali melihat ke bawah apakah laki-laki asing itu tadi melihatnya. Bulan sudah berada di atas pagar, dan melompat ke bawah.
Bulan menatap heran laki-laki itu yang sudah berada di sampingnya. "Loh kok cepat banget?"
"Supaya gak buat lo nunggu"
Bulan memegangi ranselnya. "Lo terlalu percaya diri, angkatan ke berapa? Senior ya?"
Laki-laki itu mengangguk, melihat lambang cewe itu yang berwarna merah, yang menandakan berarti dia kelas 10. "Gue memang gak seangkatan sama lo, tapi kenapa gue baru lihat wajah lo?"
"Yaiyalah gue jarang keluar kelas, muka lo aja asing banget" jelasnya "Gue kira lo seangkatan sama gue tadi, soalnya baju lo rapi"
"Jangan suka menilai orang dari luar, lo liat rumah sakit bagus, dalamnya sakit semua" ucap laki-laki itu pelan
Bulan menarik sudut bibirnya, merasa lebih santai berbicara dengan laki-laki asing didepannya ini. Entahlah, Bulan merasa seperti ada sesuatu yang membuatnya tertarik pada laki-laki ini
"Gue Fajar"
Laki-laki itu menatap perempuan didepannya dengan senyum yang sejak tadi terbit. "Lebih tepatnya, Fajar Bimantara Atmaja. Kalo kangen lo boleh cari gue di XII MIPA 4. Gue gak suka sejarah makanya gak masuk IPS"
Bulan tertawa pelan "Gue Bulan Aurelya Hutami, murid kelas X MIPA 6" ucapnya memperkenalkan diri "kalau gitu gue mau masuk, makasih bantuannya"
"Sampai ketemu lagi, Bul"
Bulan mengernyit "emang kita ketemu lagi?"
"Lo kiriman semesta Bul, garis takdir pasti ngebuat gue sama lo ketemu lagi" laki-laki itu tersenyum kecil "apalagi senyuman lo indah"
Sepertinya halnya senja itu indah. Dan senja esok akan datang lagi, apa senyum yang dia liat indah ini besok akan ada lagi?
"Basi" ketua Bulan menatap heran Fajar, baru pertama bertemu sudah berani menggoda
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Roman pour Adolescents"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...