Salah Arah

3 3 0
                                    

Seharian ini Fajar dirumah gak
masuk sekolah. Hpnya lowbet dan tidak mengabari siapapun. Tentang mamanya, Fajar belum membicarakannya lagi, karna kata papanya diam dulu sampai mama siap memberi tau sendiri.

Fajar berjalan kedapur, meminum segala air dengan sekali teguk. Dirumahnya tidak ada orang. karna mamanya katanya pergi kerja, atau mungkin itu hanya alasan saja karna sebetulnya pergi berobat. Fajar duduk didepan TV, duduk diam tanpa menyalakan TV di depannya. Pikirannya entah kemana, banyak hal yang sejak tadi malam tidak berenti dikepalanya.

Bahkan sulit baginya tidur dengan rasa tenang. Fajar menyalakan poselnya, dan mengisi dayanya. Ada pesan dari grup Vagos yang ramai dan panggilan tak terjawab dari Langit bahkan teman-temannya yang lain.

Fajar membuka pesan dari Langit.

Levi: Jar kerumah sakit sekarang
         Bumi Sadar


....

Bulan, duluan ya," Ucap Sasha lalu pergi meninggalkan nya. Bulan menunggu bis, Fajar tidak datang kesekolah dan Bulan tidak menguhubunginya karena ponselnya tertinggal. "Bulan!" Teriak Bian memanggil namanya membuatnya terkejut karan kedatangan laki-laki ini yang tiba-tiba. Bian melepas helmnya. Tergesa-gesa seperti sesuatu yang buruk terjadi. "Buk lo harus ikut gue sekarang!"

"Kenapa yan?"

"Bul Vagos tauran lagi sama Roger. dan sekarang Fajar dirumah sakit. Fajar kecelakaan."

Bulan menarik nafas dalam,
berusaha menetralkan detak jantung nya. Sudah tak memikirkan banyak hal, dan segera meminta Bian mengantarnya. Tanpa memikirkan hal buruk yang terjadi kedepannya.

"Bian, tolong anter gue ke Fajar
sekarang."

Bian memberikan helmnya pada
Bulan segera menyalakan mesin
motornya dan pergi dari tempat
itu. Bian tersenyum kecil dari
balik kaca helmnya.

"Bul, lo masuk perangkap gue."

"Udah berapa hari lo sadar anj,
kenapa baru ngabarin?" Ucap Angga emosi,

Bumi tertewa pelan. "Dua hari lalu gue udah sadar, tapi kalo lo-lo pada dateng, gue pura-pura tidur, ntar ada drama kalo gue bangun lo nangis-nangis Ga."

"Najis banget anj!" Decak Angga,
padahal emang sebenarnya dia
paling heboh waktu tau Bumi
koma.

Angkasa berdesis. "Halah gede gengsi lo, padahal emang nangi-nangis!"

Angkasa ganti menatap Ekal. "Tapi lo parah babi, gini amat malah pada mainin kita!"

"Hahah sorry, bro," Bumi melihat

Langit dan Fajar yang sejak tadi.
diam. "Tu dua curut kayak nya gak ada yang seneng tleh gue bangun dari koma,"

Sean meletakan buah disamping
Bumi. "Lo tau, tuh mereka. bolak-balik ke RS cuma liat lo udah sadar belum, eh lo nya ngibul anjir."

Bumi  tertewa keras, ternyata
masih banyak orang-orang dan
teman-temannya yang peduli
padanya.

"Lang, gimana aman Vagos?"

"Aman gak ada lo gak berisik,"
Ucap Langit bercanda membuat
mereka tertawa. "Makanya gausa
tidur mulu lo,"

"Gak cape tapi, seru tidur terus."
Angga menatap sinis, "mulut lo tidur mulu bau terasi anjir, gak gosok gigi lo!"

"Ya namanya baru bangun koma
goblog,"

Angkasa tertawa kencang, "hahaha gesrek ni otaknya,"

"Hah!!!" Bumi membuang nafasnya tepat di depan Angga, membuat laki-laki itu mengumpat.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang