Setelah Kita Selesai

8 5 0
                                    

Bulan duduk di dekat taman apartemen nya, dengan hodie biru yang dia kenakan. Suasana malam tidak begitu sepi, karena malam minggu jadi masih banyak orang di luar. Bulan menikmati eskrim serta angin yang menerpa rambut hitamnya.

Brakkk

Sebuah bola kecil, mendarat tepat kearahnya membuat eskrimnya jatuh di celananya.

"Kak, maaf ya kami gak sengaja." Bulan melihat dia bocah laki-laki yang menghampirinya. Bulan tersenyum kecil, mau marah tapi mereka gak sengaja. "lya gapapa, kalian lain kali mainnya hati-hati ya?" Bocah itu mengangguk. "lya kak, sekali lagi maaf ya kak." "Iya gapapa," Bulan tersenyum kecil, menatap kepergian dua bocah tadi, lalu membersihkan. celananya dengan tisu..

"Kak?"

Bulan  mendongak, saat anak laki-laki tadi datang lagi tapi sendirian. "Kok balik? Ada yang ketinggalan?" Tanya Bulan bingung.

Bocah laki-laki itu memberikan
dua eskrim, lalu segera pergi
meninggalkan Bulam.

"Dek?" Panggil Bulan sedikit berteriak karna anak laki-laki itu berlari pergi. "Gue gak minta ganti eskrimnya padahal..."

Bulan duduk diam, memandangi
dua eskrim itu. Satu rasa Matcha
dan satu lagi rasa Macha Bulan membuka satu eskrim berasa Coklat, lalu memakannya sambil memikirkan sesuatu. Bulan mulai memikirkan banyak hal, termasuk pertemuan dirinya
dengan Fajar tadi.

Hari ini, adalah bagian hari
yang harusnya gak ada. Hari ini,
pertama kalinya Bulan melihat
laki-laki itu lagi, dan harus nya
perasaan ini sudah hilang.

Tapi, sayangnya perasaan yang
harusnya sudah hilang ini, tiba
tiba kembali hanya karena
pertemuan itu.

Bulan menatap dua pasang sepatu didepannya, lalu mendongak.

"Hai Bul, apa kabar?" Sapa Fajar
yang tiba-tiba didepannya,
menatap Bulan dengan wajah
kaku.

Bulan masih diam, "lo ngikutin
gue?"

"Udah lama gue tau lo tinggal
daerah sini. Bul."

Bulan mengernyit tak mengerti,
kemunculannya sejak awal
membuat hati Bulan semangkin
berantakan.

"Maaf Bul, gue tau lo gak
mengharapkan pertemuan ini"

Fajar tersenyum kecil, masih
menatap perempuan didepannya. yang masih diam. Percayalah, semenjak pertemuan tadi bukan hanya Bulan yang berantakan, tapi Fajar juga.

Bulan menunduk, tak berani
menatap wajah yang selama ini
Bulan rindukan.

"Sudah 612 hari ya Bul, kita gak
kontakan Kata Fajar, sambil
menatap perempuan yang sudah
lama tidak di lihat.

"Kenapa lo hitung?"

Fajar diam, sebelum lanjut herbicara. "Ya, inget aja" Laki-laki.itu tersenyum simpul.

"Gue kangen lo, Bul." Sambung
Fajar .

Bulam diam, bingung harus
berkata apa satu yang pasti,
dia juga merindukan laki-laki
dihadapannya ini.

"Banyak hal yang ingin gue
ceritain, setelah kita berdua.
memilih menjauh satu sama lain.
Bul."

"Setelah di ceritain, kita jadi apa,
tetap asingkan Kak?"

Bulan diam, tau betapa sakitnya
perempuan ini setelah dia
memilih pergi. "Bul, laki-laki yang lo percaya nyakitin lo, ya?"

Bulan berusaha menahan air mata yang sejak tadi ditahannya. "Iya Kak, gue kira kita gak akan gini."

"Maafin ya, Bul?"

Perempuan itu tersenyum kecil.
"Jauh dari hari ini, lo sudah gue
maafin Kakm"

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang