Menjelang Pelepasan

9 7 1
                                    

Langit duduk di bawah pohon besar didekat panti, bersama beberapa anak panti. Melihat wajah mereka satu-satu.

"Aku mau tanya sama yang baju biru," Ucap Langit  menunjuk ke bocah yang sejak tdi sibuk sendiri. Anak laki-laki itu mendadak diam, karena memang wajah Langit menyeramkan, tapi sebenarnya dia selalu banyak bermain dan. mengabiskan waktu bersama anak
panti.

"Kamu kalau udah besar jadi apa?"
Tanya Langit

"Mau jadi polisi kak!" Ucap anak laki berbaju biru itu dengan percaya diri

"Pengen kayak om polisi yang dijalan itu." Langit tersenyum kecil. Dia tau
setiap anak selalu punya harapan tinggi untuk masa depannya. Tapi bagaimana jika mereka terpecah, dan tidak bersama-sama lagi di panti ini.

"Kalau kak Langit mau jadi apa?" Tanya Dara anak perempuan yang pernah bertemu Bulan.

"Pengen jadi apa aja yang penting
banyak duit" Jawab Levi.

"Emang bisa?" Tanya Dara lagi-lagi heran. "Kalau banyak duit emang duitnya untuk apa?"

"Untuk, membantu orang orang yang susah" Langitmendekat kearah Dara.

"Makanya kalau kalian udah besar harus punya duit biar bisa bantu adik-adik kalian di panti ini."

"Kalian juga harus ingat sama tenen kalian disini. Harus saling bantu, belajar yang rajin biar bisa jadi orang sukses" ucap Langit dari hati, memang ucapannya kali ini benar-benar tertuju untuk mereka.

"Tapi katanya di bakal pindah dari
panti ini?"

"Iya kak, kalo Kita pindah kita ga
bisa sama sama lagi ya?"

"Kita gak bisa ketemu kak Langit
sama yang lain lagi?"

"Kita bakalan pisah dan gak
temanan lagi?"

"Kita di usir ya kak? Jadi kita
tinggal dimana?"

Pertanyaan-pertanyaan anak panti
berhasil membuat Langit tesentak
dengan jantung yang berdetak kencang. Perasaannya sakit mendengar mereka mengatakan hal itu, tapi dia harus bagaimana yang punya hak atas keputusan.ini adalah keluarga Sasha. Dan dia hanya bisa berharap semoga ada jalan keluar, walaupun mungkin
tidak.

"Siapa yang bilang gitu?" Tanya
Fajar tiba-tiba datang dan duduk
disebelah Langit "Semua itu gak
bener, kita bakal selalu sama-sama
disini. Kita bakal sukses sama sama di panti ini, sama temen-temen yang lain."

"Gak ada yang akan usir kita dari
panti ini" Ucap Fajar, menoleh
kepada Langit yang menatapnya
jengah.

"Jangan kasih harapan ke mereka
Jar" Kata Langit "Kita udah gak
punya jalan keluar, keluarga Sasha
pasti setuju sama keputusan mereka."

"Gak Lang, gue punya jalan kluar
untuk masalah ini....

....

Sudah dua hari, dan Sasha masih belum memberi keputusan pada papa
Dika. Sekarang, dia sedang ditoko kue mamanya, dia tau Reno akan datang kesini dan memintakeputusannya.

Mamanya sejak tadi berdiri di
sampingnya. Sasha sudah mencari Jalan keluar tapi tidak ada satupun
yang berhasil, mungkin keputusan
nya akan memberikannya panti
itu kepada Reno, papa Dika.

Mobil hitam berhenti didepan toko kue mereka. Reno dan Dika turun dari mobil, dengan dua anak buahnya. Dika memang sudah keluar dari rumah sakit sejak dua.hari lalu.

"Gimana, sudah siap kan surat-suratnya?"

Mama Sasha berdiri dihadapan laki-laki gila itu. "Setelah panti kami berikan ke kamu, jangan pernah ganggu keluarga kami lagi!"

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang