Kepantasan

20 16 0
                                    

Perasaan emosi antar dua
kelompok sama-sama saling
dilemparkan. Keinginan untuk
menghabiskan satu sama lain,
serta benda-benda berat sudah
di persiapkan untuk saling
menyerang.Dua kelompok yang tak pernah akur itu, Bagos dengan Roger. Kelompok geng motor diantaraSMA MERDEKA dengan SMA sebelah.

"Temen lo yang brengsek!" Teriak. Gean ketua roger. Matanya

menatap tajam kearah ketua
Vagos yang juga menatapnya tak
kalah ngerih. "Lo sama temen lo
sama-sama perusak."

Buggh.

Langit menonjok Gean tanpa
basa-basi. "Bacot." Maki langit
murka. Pukulan pertama laki-laki ini, jadi awal terjadinya aksi pukul-pukulan antara dua kubu itu.

Seorang pria bertubuh jangkung
membawa balok ingin memukul
Langit dari belakang. Namun menggagalkan aksinya, Fajar memukul dan menendang
tubuh pria itu sampai terkapar,
sialnya balok yang di gunakannya mengenai tangan Fajar sampai terluka.

"Aman Lang." Ucap Fajar, saat Langit menatap lukanya seperti khawatir,

"Hati-hati." Ujarnya pelan.

Sean di belakang sibuk
menghajar dua musuh sekaligus.
Laki-laki itu ahli di bidang bela
diri, maka dari itu sudah sangat
biasa baginya mengahabis dua
orang tak bertenaga, dan tubuh
mereka yang lebih kecil dari
Sean.

"Lo rasain ni biar mabuk tujuh
kepayang otak lu." Angga mendekap

lawannya di ketiaknya sampai
tak bisa bernapas. "Lu cium bauk
ketiak gue biar mampus ye lu."

"Anjing lo, ketek lo mau terasi!"
Maki Rasya ditengah keributan itu.

Rasya, salah-satu anak Roger yangtengiknya minta ampun.
Angga menendang Rasya, sampai
terjatuh di dekat sampah-sampah.

"Sekate-kate lo katain basi, lo makan tu kresek bakwan!" "Lang udah woi, mati anak orang!"
Cegah Bumi. Pasalnya Bumi melihat hampir seluruh anak Roger telah tumbang, "Ntar kalo dia mati, musuh kita berkurang Lang" Ucap Angkasa masih sempat bercanda padahal sedang menghajar musuh.

"Lo ngatain anggota gue lagi, habis lo." Ucap Langit dingin. Karena Gean yang selalu mencari masalah,

padahal Langit tak pernah mengusik ketenangan mereka.
Salah-satu teman Gean, membantu laki-laki itu
berdiri agar segera pergi dari tempat ini. Gean mengumpat melihat teman-temannya yang tumbang dan kabur. Laki-laki
itu menyalakan motornya, lalu
menujukan jari tengah ke arah
anak Vagos. "Lo liat nanti!"

"Dih anjing tengil bet, udah kalah ngerasa sok banget buset!" Jengah tak habis fikir.

Sean mendekat ke arah Angga. "Ga, tadi si Rasya mati gak?"

Angga yang langsung mengerti pun, langsung menyumpah serapai laki-laki itu. "Anj, lo pikir ketek gue racun kematian?"

"Kali aja anak orang mati, karna
cium ketek lo!" Sambung Sean.

"Jar, tangan lo gimana?" Tanya Langit gar khawatir.

Fajar menatap tangannya. "Aman, kecil ni. Balik sekolah kan? Jamkos ni gak ada guru katanya."

"Lo balik sekolah, bilang aja mau
ketemu Bulan kan? Biar diobatin
dia." Tebak Bumi, yang langsung
dibenarkan oleh Fajar dalam hati.

Langit berjalan ke arah motornya. "Iya, pada balik ke sekolah aja."

Angga berjalan duluan, sengaja
memukul luka Fajar. "Biar tambah parah Langit, nanti di obatin sama ayang."

Fajar meringis. "BOCAH ANJ!"



🍃🍃🍃



Bulan berjalan cepat ke UKS.
Membuka pintu ruangan itu yang langsung menampakan seorang laki-laki duduk di brangkar. "Kak lo gapapa?" Laki-laki itu tersenyum, melihat raut khawatir perempuan itu.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang