Perihal jatuh cinta

5 3 0
                                    

Beberapa anak Bagos berkumpul panti, ada Bulan dan teman-temannya yang juga membantu menyumbangkan sedekah pada anak panti.

Sudah seminggu Ekal belum sadar dari komanya, jadi karna itu Langit dan yang lain bersepakat meminta bantu doa oleh anak panti. "Ini jangan pada rebutan ya, satu-satu" Ucapan Renjani memberikan nasi kota kepada anak panti.

Tiara dan Angga juga mengatur antrian takut ada yang bertengkar karna menerobos antrian, bisa di bilang anak panti disini lumayan banyak.

"Jar, minumnya mana?" Tanya Sasha pada laki-laki yang masih mengatur meja.

Fajar berdiri lalu mengambil beberapa kotak minum di dalam mobil. Lalu di bagikan satu-satu pada mereka yang sudah mendapatkan nasi kotak. Fajar menepuk pelan bahu Langit, "Lang, ada sisa makanan di mobil itu,"

Langit mengambil beberapa kotak makanan lagi untuk beberapa penjaga di panti ini.

"Yang udah dapet duduk yang rapi di tempat yang udah di sediain ya," ucap Bulan pada mereka karna akan bersama-sama mengirim doa untuk kesembuhan Bumi.

"Ga pala lu awas, gede banget. Gak keliatan gue" Ucap Angkasa karna Angga  berdiri tepat didepannya membuatnya susah menghitung berapa anak lagi yang belum dapat.

"Sabar elah, gue juga lagi ribet
ni," Angga celingukan mencari sosok Sean. Lalu mendapati laki-laki itu sedang membantu Sasha membawa nasi kotak lagi.

"Duh banyak banget ya, masih
berapa lagi Sa?" Tanya Sasha
karena sudah sejak tadi tak ada
berhenti untuk istirahat.

"Bentar lagi selesai," Kata Sean melihat hanya tinggal beberapa
anak lagi yang mengantri.

Setelah mengantri makanan, dan
selesai makan. Mereka masih
duduk berkumpul rapi didepan
asrama.

"Adik-adik tenang dulu ya, kita
akan do'ain supaya kak  Bumi cepet sembuh," Ujar Tiara berusaha menenangkan mereka yang masih bersuara.

Setelah sibuk menenangkan.
akhirnya semua anak panti mau diam dan bekerja sama. Langit mulai maju kedepan meminta adik-adik panti bersama-sama mendoakan Bumi yang sedang koma.

Setelah sama-sama menyelesaikan doa, baru Langit kebelakang menemui pemilik panti yang memanggilnya tadi. Langit Membuka pintu ruangan pemilik panti itu, pemilik panti
ini adalah seorang perempuan berumur 40 tahun, namanya buk Malah.

"Eh nak Langit, duduk dulu" Kata bu Mala setelah melihat kemunculan Langit "Udah makan. nak?"

Langit mengangguk dengan senyum kecil, "ibu gimana sehat?"

"Alhamdulillah sehat Nak,
belakangan ini ibu sering olahrga seperti yang kamu ajarkan," Kata bu Mala dengan senyum ramahnya.

Bu mala adalah orang yang
dulu pernah merawat Langit saat
keluarganya entah kemana,
keluarga Langit bukan sudah tidak ada tapi hanya berpencar. Maka dari itu Langit sering menyumbangkan apapun yang dia bisa bersama anak Vagos untuk membalas kebaikan bu Mala ini.

"Terimakasih ya nak Langit, karena sudah mau selalu membantu panti ini." Ucap bu Mala dengan tulus. "Sampain juga ketemeb-temen yang lain, terimasih ibuk karna sudah membantu panti ini dan anak-anak yang lain."

Langit mengangguk. "Iya buk,
nanti saya sampaikan" Langit
mengeluarkan satu amplop laku
diberikannya pada bu Mala. "Ini
ini simpen aja, untuk keperluan
ibu."

Bu Mala menggeleng dan
menolak dengan sopan, "bantuan
seperti ini saja sudah membuat
ibu berat, dan menerima ini
mungkin akan membuat ibu
tambah berat nak. Simpan saja.
untuk keperluan sekolah mu."

Langit kembali memberikan amplop itu. "Jangan merasa berat hati nerima semua ini bu, kami
memang ingin melakukan nya
untuk membuat anak-anak panti
senang' Bu Mala menerima pemberian

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang