Rani berjalan ke aula, mencari Bu Dewi karna ada tugas yang akan dikumpulkan. "Mana dah tuh guru," Gerutunya.
"Rani, mana tugasnya?"
Perempuan itu menoleh saat Buk Ira memanggilnya, guru dengan kaca mata hitam yang selalu berada dimatanya.
"Ini buk, semuanya udah saya rangkum disini" Rani memberikan beberapa tumpukan buku, "Oke, kalau gitu ibu tinggal dulu"
Rani tersenyum kecil, sungguh menyebalkan baginya mengerjakan tugas-tugas yang sulit dimengerti.
Karna beberapa murid sedang belajar, karna belum jam istirahat, Rani memilih pergi kearah toilet.
Rani membuka pintu toilet, lalu mengernyit kecil karna seseorang perempuan yang sangat tidak dia sukai juga masuk kedalam toilet.
"Gimana masih betah lo sekolah disini?" Tanya Rani menatap sinis perempuan itu, "temen-temen lo ternyata busuk semua, gak bisa percaya sama lo."
Bulan tersenyum smirk, "kasian banget lo gak punya temen. makanya buat skenario gak jelas."
Rani terkekeh tak percaya karena ucapan Bulan, "buat apa banyak temen tapi modelan kayak temen lo?"
"Temen gue gak semua nya kayak gitu, dan harusnya lo belajar punya temen satu yang harus percaya sama lo tanpa ngebuat cara gak jelas kayak lo" Ucap Bulan dengan senyum simpul nya, tau Rani sudah emosi sekarang.
"Lo jaga mulut lo ya Bul!"
Bulan membuang tisu ditempat sampah, "Lo yang seharusnya jaga sikap Ra, lo gak perlu ngelakuin hal sejauh ini karna Fajar."
"Lo yang perusak tolol!" Ucap Rani emosi, "harusnya lo gausah caper ke Fajar"
"Gue gak caper seperti yang lo maksud Ra," Ucap Bulan jengah sendiri menghadapi perempuan seperti Ranu yang entah apa
maunya."Munafik!" Maki Rani tersenyum kecut. "Makanya lo lepas Fajar, dia salah-satu kebahagian gue."
"Gue gak akan ngelepas rasa bahagia gue juga" Bulan menatap perempuan itu lekat, "dan Fajar
juga alasannya"Rani mengepalkan erat tangannya.
"Ra lo gak perlu terlalu jauh, kalau emang dia bukan milik lo lagi, lo yang harus lepas dia Ra. Lo yang harusnya berdamai sama masalalu dan diri lo sendiri," Sambung Bulan.
"Gausa sok nasihatin gue lo!" Decak Rani yang sudah emosi, "lo kek sampah ya Bul, gatel sana-sini sama anak Bagos, biar apa Bul?"
Rani terkekeh pelan, "supaya diperhatiin sama cowok-cowok?" Tanyanya.
Bulan tak mau lagi mengubris membiarkan Rani mengatai dirinya entah apa.
"Lo yang gatel ke Fajar kan? Lo gak diajarin sama nyokap lo Bul?" Rani mengernyit, "gak diajarin sopan santun lo sama nyokap lo?"
Bulan berbalik badan, padahal sudah hendak pergi.
"Gausa sok tau tentang nyokap
gue!"Rani melipat kedua tangannya di depan dada, "kenapa? Emang bener gak diajarin sama nyokap lo? Atau nyokap lo gatel juga kayak lo?"
"Akhhh, sial."
Satu tamparan berhasil membuat pipi Rani memerah, "sialan lo anjing!"
Rani menjambak rambut Bulan,
membuat perempuan itu mundur beberapa langkah sampai menatap
tembok.Bulan yang emosi balas menjambak dan mendorong Rani.
Rani yang sadar ada seseorang
ingin masuk toilet, langsung melepas tangannya dari rambut Bulan, lalu sengaja menjatuhkan dirinya, "aww...." Ringis Rani
pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Fiksi Remaja"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...