"Apa yang hilang Lang?" Tanya Fajar pada laki-laki yang masih sibuk mencari kotak berwarna merah.
"Kotak merah yang isinya surat Kalea."
Semua menatap Langit bingung, termasuk Bumi yang langsung diam dengan jantung yang mendadak berdetak cepat.
"Jadi siapa yang nyusup ke markas?"
Langit meletakan kunci markas dimeja. "Mereka gak lewat dari pintu depan" Kata Langit menjelaskan. "Lo semua panggil anak yang lain kita datengin markas Roger."
Fajar mengambil sebuah balpoint yang jatuh dibawah kolong meja, memicing saat sebuh balpoint itu bertulis dengan nama, Kalea.
"Bum?" Panggil Fajar membuat laki-laki itu tersentak. "Ini punya Kalea?"
Semua pasang mata menatap balpoint ditangan Fajar. Angkasa yang tak mengerti apapun, sedikit emosi. "Bentar, ni lo bertiga apa-apaan anjing, Kalea siapa?"
Fajar menatap Angkasa lalu beralih menatap Bumi yang masih diam menunduk tak berani melihat siapapun.
"Kalea siapa anjir? Ibu haji? Anak pondok pesantren?" Tanya Angga mencairkan suasana karena menatap mereka dengan raut wajah yang dingin.
Brakkk
Bumi berlari tak sengaja menubruk meja, laki-laki itu keluar dari markas mengendarai motornya menjauh.
Langit dan yang mengejar keluar dari markas tapi belum sempat menyalakan mesin motor mereka.
"Bumi mau kemana anjing?" Tanya Angkasa heran. "Lo bertiga kenapa diem aja? Kalea siapa?" Tanya Angkasa masih penasaran.
"Kalian selama ini nyembunyian sesuatu?" Tanya Sean yang sejak tadi diam. "Kalea mantan Bumi? Adik Gion?"
"Lo juga tau?" Tanya Angkasa.
Sean menggeleng. "Gue taunya itu doang."
Angga pun yang ikut penasaran mulai meminta penjelasan pada Langit dan Fajar. "Lo berdua sariawan? Ngomong elah, jelasin ni maksudnya ada apa."
"Iya Kalea mantan Bumi, dua tahun lalu meninggalkan bunuh diri, Gion nuduh alasan adiknya meninggal karna Bumi" Fajar mulai menjelaskan pada mereka.
Angkasa terkekeh sinis. "Ini kita
apaan anjir ga tau apa apa, gak di anggap kali ya?" Angkasa menendang kursi disebelahnya, karena emosi memilih pergi dari markas meninggalkan mereka."Angkasa!" Panggil Angga.
Angga hendak menyusul tapi Langit menahannya. "Gausa dikejar, biarin di sendiri dulu."
Angga memilih mengabaikan ucapan Langit, lalu ikut beranjak pergi meninggalkan markas. Di markas tinggal mereka bertiga, hanya Sean yang masih menetap.
"Jadi siapa yang nyusup markas tadi malam?" Tanya Sean. "Gue rasa itu bukan Gion."
Langit membenarkan.
"Gue kayak gak asing, tapi gue gak tau dia siapa" Ucap Fajar masih mengingat seseorang di video itu, seperti pernah melihatnya.
Bumi meletakan motornya di depan rumah tua milik seseorang, lalu masuk mendobrak pintu sampai seseorang laki-laki bertubuh tinggi keluar dengan senyum simpul.
"Brengsek!"
Bughh
Bian memegangi pipinya yang memerah karna pukulan tiba-tiba dari Bumi. "Lo bilang gak inget gue. Tapi lo dateng kesini tiba-tiba mukul gue, baru inget lo?"
"Gausah basa-basi lo anjing!"
Gion yang mendengar keributan, langsung melihat keluar, lalu tersenyum kecil ternyata mangsanya datang sendiri kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Roman pour Adolescents"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...