"Bulan?" Perempuan itu menoleh, lalu tersenyum kecil.
"Sorry, gue dateng telat Bul," Ucap Azka "Di sekolah gue juga lagi ada Even," Perempuan itu mengangguk. "Iya gapapa, yaudah ayo kebawah, belum pada bubar yang lain."
" Ni lo liat." Bulan menunjukan hasil cetakan fotonya, mereka berdua memutuskan membuat satu foto untuk mereka simpan. Azka melihat foto itu. "Bagus sih, tapi di situ muka gue gak terlalu keliatan tampannya, padahal kalo langsung tampan banget."
"Ye songong lo," Decak Bulan.
Sasha tiba-tiba nongol dari balik tirai. "Eh ada Azka, apa kabar Ka?"
"Baik Sha, lo sendiri gimana?"
Tanya Balik.Sasha mendugus. "Kurang baik, karna belum punya pacar,"
"Pacarin aja tu brondong banyak Sha," Canda Azka, atau mau gue kenalin temen gue?"
Sasha menggeleng. "Gak dulu deh. kasian hati gue baru tersakiti" Sasha tertawa pelan, membawa kotak keluar. "Have fun deh kalian berdua, banyak kerjaan gue, duluan va Ka."
"Oke Sha."
"Temen lo pada asik ya, Bul." Bulan menoleh. "Sasha emang asik, tapi kadang agak sawan," Jawab Bulan tertawa kecil.
"Mau makan dulu gak Bul?" Ajak
Azka. "Gue traktir deh."Bulam berfikir sebentar, sebenrnya dia juga lapar karna hanya memaakan roti. "Boleh deh, lo tunggu depan gue beresin ini bentar."
"Lama, gak jadi gue bayarin."
.....
"Untuk merayakan penat dan letih. kita setelah bazar," Ucap Angkasa, sambil mengangkat gelasnya.
Bumi berdecih, "Alay lo."
"Tau ni alay banget temen lo,"
Sasha duduk disebelah Bulan,
melirik Angkasa yang menatapnya. sinis. "Apalo, mau gue colok mata lo!""Dih, ipi li mii gii cilik mitili,"
Angkasa mengikuti gaya bicara Sasha dengan tengil.Malam ini mereka berkumpul di caffe Kanesha, merayakan kelancaran mereka mejanlakan Bazar di sekolah. "Ga, kentang gue anj!"
Angga tertawa pelan. "Satu aja Tir, pelit amat lo."
"Satu-satu, lo dari tadi udah
ngambilin kentang gue sengaja gue.diemin, eh mangkin lama ga tau diri lo ye."Angga cengengesan, lalu meminumnairnya seteguk. "Ntar gue ganti.selow aja, abis cair gue ni."
"Uang nyokap banyak gaya lu,"
Sahut Bumi."Sirik aja lu, Peak." Angga menggeser kursinya disebelah Renjani. Lalu berdeham pelan,
"Bagaikan bulan dimalam hari,
Renjani lah yang paling terang,"Puisi Angga, membuat Renjani ingin muntah.
"Jan, percaya lah kalo lu jadi pacar gue apapun yang lu mau gue turuti deh," Ucap Angga tengil. "Mang eak?" Sahut Renjani. "Jangan kan mau lo, demi lo gue rela menyebrangi lautan Jan," "Mang eak?" Sahut Angkasa gantian. Ical mendengus. "Diem deh lu Sa, ganggu momen."
Bulan yang sejak tadi hanya
mendengar pun ikut tertawa
karna malam ini ramai, dan tidak sepi. "Sha, ada yang aneh deh""Apa?"
"Rambut lo kok beda?"
Sasha cengir kuda. "Ganti warna
rambut gue, tapi yang gelap biar
gak terlalu mencolok,""Pantes, kayak beda gitu tapi
warnanya kayak hampir sama gitu lo Sha."Sasha mengangguk. "Suasana baru Bul," Sasha mengambil ponselnya.
"Eh Ray coba deh lo liat ni,"
Raya menoleh melihat kearah
ponsel Sasha."Ini lo kemarin beli yang Varian
ini kan? Sumpah gue takut salah.
makanya mau mastiin,"Raya mengangguk. "Iya, coba aja
Sha pake varian itu,"Sasha menganggukan kepalanya.
"Oke-oke, emg yamiku Varian ini
emang sering banget kehabisan,
harus buru-buru gue ni."Raya tertawa pelan, membenarkan ucapan Sasha. "Eh Sa, lo liat tu baju lo belakang lo kena saus," Ucap Raya saat tak sengaja melihat noda di belakang baju Angga
Angga berusaha melihat tapi
kesulitan, lalu memukul Angkasa
pelan. "Sa bantu bersihin, Elah.
Lo ni makan kek bocah anj!""Anj, gue mulu dah yang disalahin, gue terus yang lo suruh, gue mulu lo ribetin anjir," Jengah Angkasa
"Lo yang sebelah gue anj,"
Angkasa mendengus malas
mengambil tisu, menghapus noda di baju Angga. Lalu menoleh saat Langit tiba-tiba beranjak. "Mau mana Lang?""Keluar bentar,"
Angkasa beralih pada Sean, "mau
ngapain dia Sen?"Seam mengangkat bahunya tak
tau.Tak lama Langit masuk lagi, bersama seorang laki-laki. Membuat semua yang berada di meja menatap kearah mereka.
"Anjir, mata gue salah gak sih?"
Tanya Angga tak percaya. "SUMPAH WOII"Yang lain pun menganga tak
percaya.Angkasa mengangga heran. "Berarti malam ini anggota kita lengkap."
Langit tersenyum kecil, dan laki-laki itu tersenyum canggung, kearah mereka. Pertama kali matanya. bertemu tepat dengan mata seorang perempuan yang selama ini berada di pikiranya.
"Buset," Bisik Sasha pada Bulan.
Bulan merasakan detak jantungnya. terpaku, tubuhnya seakan tak tau harus bereaksi seperti apa. Bulan memandang cukup lama mata.laki-laki itu, lalu mengalihkan.
"FAJAR ANJ!"
laki-laki itu tersenyum kecil.
"Kebetulan banget lo semua pada
ngumpul."Angga yang heboh langsung
memeluk laki-laki itu, "FAJAR!!!!!"Angkasa pun ikut memeluk laki-laki itu, yang lain pun ikut bergantian.
"Lo gak ngabarin taik," Decak Bumi.
"Selamat datang kembali, Jar"
Ucap Sean lalu menjabat tangan
Fajar. Sean memang sudah tau.
malam ini Fajar akan datang, dan
Langit menyuruhnya untuk tidak
memberitau ke yang lain dulu.Fajar menyapa teman perempuan nya yang lain. Lalu terakhir, tatapannya berhenti pada Bulan.
"Hai, Bulan"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR UNTUK BULAN
Novela Juvenil"Pada akhirnya, sejauh apapun mengerjar Fajar dan Bulan mereka tak akan pernah bersatu. Walaupun mereka beriringan di langit yang sama" Haii..... aku Bulan, kalian tau kan siapa Fajar? Dia itu sosok pemuda yang bisa buat aku kagum sama dia. owh iya...