Terlepas

11 11 0
                                    

Sudah tiga hari semenjak melihat
Fajar dia depan gerbang rumahnya. Bulan tidak pernah melihat laki-laki itu lagi. Seperti hilang ditelan bumi, fikir nya.

Perempuan itu menelungkupkan
wajahnya di meja. Perempuan itu pikir, Fajar marah dengan dan tak mau menemuinya lagi.

"Galau amat mbak?" Goda Sasha.

"Di ghosting kah?"

"Apasih Sha." Decak Bulan,
menurutnya ucapan Acha
berlebihan. Tidak mungkin Fajar
laki-laki seperti itu, walaupun
baru mengenal Fajar sebulan
ini, menurut Bulan laki-laki itu
bukan tipe yang suka bermain
perempuan dan di tinggalkan
begitu saja.

"Jadi kenapa lesu banget muka lo? Santai aja, kali aja dia ada urusan jadi gak masuk-masuk sekolah." Jelas Sasha agar temannya tidak.berfikir macam-macam

Bulan hanya menghela nafas, lalu keluar dari kelas meninggalkan Sasha yang masih sibuk dengan buku-buku dimeja.

"Lo tau Rani, murid pertukaran
pelajar itu, ternyata dia mantan
kak Fajar ." Ucap seorang perempuan berambut pirang. "Gue kemarin liat mereka berdua di cafe deket sekolah."

"Kak Fajar? Bukanya dia lagi deket sama anak baru itu ya?"
Tanya temannya, yang sedang
mengoleskan bedak di wajahnya.

"Yaelah Fajar famous Sel, cewe dia bukan satu doang lah pastinya." Ucap si rambut pirang. "Lagian ya, anak baru itu paling cuma di manainin doang, masih anak baru juga udah sok merasa paling deket sama anak-anak Vagos."

"Lagian kalau di liat-liat cantikan
si Rani gak sih?"

"Netral si gue mah, cuma gue
kurang srek aja sama anak
baru itu, siapa sih namannya?"
Perempuan itu berusaha
mengingat namanya. "Oh Bulan,
songong banget menurut gue
mentang-mentang anak baru bisa akrab sama anak Vagos."

"Biasa lah itu pansos, numpang
nama itu."

Pintu toilet terbuka,
Dua perempuan yang sedang
bersolek terdiam lama saat
seseorang yang muncul dari
toilet, adalah orang yang sejak
tadi mereka bahas, Dua orang itu
buku-buku merapikan barangnya,dan bergegas keluar dari toilet.

Bulan mendengar semua
percakapan dua orang itu
sejak awal. Perempuan itu
meremas ujung rok abu-abunya,
mati-matian melawan perasaan
sakit karena ucapan dua orang itu. Salah kah dirinya jika bersama Kak Fajar ?

Menyukai seseorang itu memang
penuh resiko. Resiko kalau
dia gak suka kita balik, resiko
kalau dia udah punya orang
lain, resiko akan patah hati
sedalam-dalamnya. Dan resiko
menyukai seseorang yang banyak disukai orang lain.

"Bulan?"

Perempuan itu tersentak saat
suara seseorang memanggil
namanya di dekat Koridor. Helaan nafas kecil keluar dari mulutnya, saat sadar didepannya seorang perempuan yang katanya, mantan seorang Fajar Bimantara Atmaja.

"Hai Bul, sendirian aja." Sapa
perempuan cantik itu.

"Iya, lo juga?"

Rani tersenyum kecil. "Iya, temen gue pada sibuk. Karena baru disini, jadi belum punya banyak temen." Bulam hanya tersenyum kaku.

"Kalau lo jadi temen gue mau, Bul?" Tanya Rani sumringah. "Gak ada salahnya kan kita coba berteman?"

Bulan tersenyum canggung. "Iya
boleh, gak masalah kok, Ra."

Rani tersenyum senang menatap
perempuan di depannya, "Makasih ya Bul, lo aslinya baik ternyata."

"Jadi menurut lo gue gak baik?"
Tanya Bulan heran.

Rani menggeleng. "Eh engga gitu
maksud gue.Bul, gue gak sengaja
aja denger rumor lo yang katanya ngedeketin anak Vagos supaya bisa famous. Tapi kenalan sama lo, buat gue yakin lo bukan orang kayak gitu."

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang