Penyusup

4 3 0
                                    

Gistara: Jar, gue butuh bantuan lo ngurus masalah gue kecopetan kemarin.

Gistara: gue butuh nya lo, bukan temen lo.

Gistara: gue gak punya temen selain lo di Jakarta. Please!!!

Fajar memasukan kembali ponselnya, lalu fokus pada kegiatannya.

"Yok-yok sapu yang bersih ya we," Ucap Angga lalu duduk sambil makan gorengan di bawah pohon.

Angkasa melempar sapu pada laki-laki itu. "Ini yang dihukum sekelas napa lo jadinya yang santai-santai gini Gal."

Angga membersihkan celananya
lalu berdiri menenteng plastik gorengangorengan tak sengaja menendang sapu ditangan Angkasa. "ANGGA ANJ...." Angga memasukan satu gorengan dimulut Angkasa membuat cowok itu diam sambil mengunyah gorengan sampai
habis.

"Enakan Sa? Mending kita duduk diem trus menikmati gorengan ini" Bisik Angga pada laki-laki yang masih memegang sapu. Syafa muncul dari belakang Angkasa.

"Lo berdua berani duduk sambil
makan gorengan gue botakin pala lu berdua ya!"

Angga langsung kicep saat Syafa
berteriak. Karena cewek itu
kalau sudah marah semua
bakal di amuki. "Iya Syafa cantik,
selow-selow ini abang Angga sapu."

Angkasa menahan tawanya.

"Mampus kan Lu!"

Angga menatap sinis Angkasa. "Lu juga bego."

Langit  dan Fajar juga ikut menyapu di bagian pinggir, karena satu orang salah, hukuman dari wali kelasnya harus diselesaikan oleh satu kelas. Alasannya biar mereka
kapok.

Semua masalah ini berawal dari
Langit yang ketauan ingin cabut,
tapi karena tidak ada yang berani dengan laki-laki itu jadi mereka menerima hukuman dengan pasrah.

Berbeda dengan Syafa, perempuan ini tampak kesal. "Lang lo awas aja cabut-cabut lagi!"

Bumi menatap heran Syafa. "Yang lain pada diem, ni cewe malam ribut bener dah."

"Gausa ngatur Saf" Jawab Langit
dingin.

Syafa berkacak pinggang. Memilih diam, toh berbicara dengan Langit  memang seperti berbicara dengan batu, keras.

"Kemarin malem lo di markas?"
Tanya Fajar pada Langjt yang
meletakan sapunya dan memilih
duduk.

Langit menatap laki-laki itu.

"Enggak, kenapa?"

"Tadi pagi gue ke markas gak ada
orang, barang-barang berserakan. Laci-laci kebuka semua, gue kira kemarin malem lo nginep."

Langit duduk diam sambil
memikirkan. "Anak-anak yang lain ada yang nginep tadi malam?"

Fajar mengangkat bahunya tidak
tau. "Pada di tanyain aja lah."

Yang lain duduk bergabung
dengan Langit dan Fajar. Bumi
mengibas rambutnya yang basah
karna keringat.

"Ada yang nginep dimarkas?"

Semua menatap Langit dan
menggeleng. "Kenapa emang?"
Tanya Bumi lalu duduk.

Langit menggeleng, lalu beranjak
pergi. "Gue cabut luan, ada yang
mau gue cek."

Fajar  menatap kepergian Langit,
entah apa yang sedang dicurigai
laki-laki itu.

"Kenapa di grup Langit nanya ada yang nginep gak tadi malem?" Tanya Sean

Fajar mulai menjelaskan yang
diberi tau pada Langit tadi.

"Serius tadi malam emang gak ada yang jaga markas?" Tanya Bumi karena biasanya ada satu atau dua orang yang menginap.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang