Manusia dan sepinya

21 18 0
                                    

"Bulan, nanti sore pulang sekolah lo mau ikut gak?"

"Kemana Sha?" Tanya Bulan.

Sasha meletakan makanan yang dibawanya dimeja. "Ke panti asuhan, anak-anak Vagos mau bagi-bagi makanan ke anak panti, Bul."

"Mereka bagi-bagi makanan atas dasar apa Sha?"

"Setiap tahun mereka emang selalu bantu anak panti Bul, mereka akan bantu kasih sedikit sumbangan ke anak panti." Jelas Sasha memberitahu, karena telah lama mengenal mereka.

Bulan mengangguk paham, baru tau Vagos juga ada sisi baiknya selain tauran dengan anak sekolah lain. Mungkin maksudnya ini ketika orang-orang melihat mereka buruk, padahal ada hal mulia tentang mereka yang orang-orang tidak tau itu.

Manusia juga bisa dikatakan, hanya pandang mata tanpa rasa iba. Mereka melihat hanya buruknya seseorang, tapi tidak pernah melihat sisi baiknya.

"Cewenya kita doang Sha?" Tanya Alora lagi.

"Ada Renjani sama Tiara. Trus di kelas sebelah ada Safa sama Fani, soalnya mereka akrab juga sama anak Vagos. Ikut kan?" Tanya Sasha penuh harap.

Perempuan itu diam sebentar sebelum menjawab, tapi tidak ada salah juga ikut membantu, dan bertemu dengan anak-anak di panti asuhan juga pasti akan dapat banyak hal yang bisa di pelajari.

"Boleh deh, Sha"
Sasha berseru senang. "Oke, nanti gue jemput tsayyy.

🍃🍃🍃

Seorang perempuan berambut
sebahu sibuk mengomeli
anak-anak panti yang sejak tadi
berlarian, namanya Renjani.
"Aduh adik-adiku yang ganteng
dan cantik, ayo dong duduk rapi
biar gampang di bagiin nya."

"Hahaha Jani lo cocok deh jadi
ibu-ibu" Celutuk Angga asal yang sejak tadi memperhatikan
perempuan itu yang sibuk mengomeli anak-anak panti.

Renjani menatap nyalang laki-laki itu. "Ibu-ibu mata lo. Dari pada ngatain, mending bantuin gue Ga."

"Maksud gue, kayak ibu untuk
anak gue kelak." Jawab Angga
cengengesan.

"cuakssss" Teriak Angkasa heboh.

Beberapa yang mendengar
serasa ingin muntah mendengar
ucapan Angga, bahkan Renjani
dengan tatapan nyalang nya yang membuat Angga ketar-ketir.

"Jani jangan mau sama Angga, bukan di jagain malah lo yang ngasih bocah ntar." Kata Bumi iseng.

Renjani bergidik, membayangkan
menjadi istri seorang Angga
benar-benar bisa membuatnya
merinding bukan main. "Yakali
gue sama Angga, ngaco."

"Duh Jan, sakit dan sesak hati gue ini." Ucap Angga sok sedih. "Btw Langit mana ni kok belum dateng?"

"Katanya lagi di jalan, agak telat
ban nya bocor." Jawab Angkasa.

Tak lama muncul Fajar dan Sean yang masing-masing membawa dua kantung kresek besar berisi nasi kotak. "Ini mau letak dimanawoi berat!" Tanya Sean agak meninggikan suaranya.

"Sen bawak kesini!" Panggil Tiara.

Fajar dan Sean menghampiri
perempuan itu. Kemudian,
meletakan bawaan mereka di
meja dan menyusunnya agar tidak berantakan. "Ini mau di bagiin terus?" Tanya Fani.

"Iya pasti belum pada makan
mereka. Jadi, dahului anak panti
nya baru pekerjanya." Kata Fajar

"Yaudah, lo susun dulu itu!"
Sean menatap perempuan
berambut pirang di sampingnya.

"Santai Sya, lo sehari aja gak bisa apa ngomong gak ngegas?"

"Udah bawaan lahir itu mah,
senggol bacok kalo ngomong sama Syafa." Usil Fajar. "Gue denger kak!" Sahut Syafa
jutek, membuat dua laki-laki itu
terkekeh pelan.

FAJAR UNTUK BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang