3 | Where is this?

679 43 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Tubuh Kathleen gemetar hebat. Sorot matanya kosong dengan benak penuh pertanyaan. Dimana ini? Bukankah tadi ia tertidur di pesawat? Dan─ dan kenapa?

Telanjang!

"Apa─ apa yang terjadi? Aku─ ? Kenapa ada disini?" lirih Kathleen dengan mata yang mengembun.

Kesadarannya terkumpul penuh. Ia berusaha untuk duduk. Namun, manik matanya langsung membola. Beralih menatap punggung seorang pria penuh dengan cakaran─ ada di sampingnya. Sial! Belum sampai di sana, Kathleen meringis pelan. Mencengkram kepala untuk mengalihkan rasa pusing yang menderanya tanpa sebab.

"Jadi itu bukan mimpi? Itu─ itu nyata? Fuck!" Kathleen menggeram rendah. Mengingat bayangan, ia berusaha menyelamatkan seorang wanita dari lelaki bejat. Namun, justru ia yang kena perkosa. Kesialan macam apa ini?

Rasa sesak menumpuk di dadanya. Mati-matian, ia menjaga kehormatan di tengah budaya sex bebas merajalela. Bendungan air di matanya kini berubah menjadi pancaran kebencian. Sudut matanya menoleh pada lampu tidur. Kathleen mengangkat lampu tidur itu tinggi-tinggi. Siap menghantam kepala pria bejat itu hingga hancur. Persetan dengan dirinya di cap pembunuh. Kathleen ingin pria itu mati.

Lampu tidur itu berhenti tepat di atas kepalanya. Pria itu masih tertidur lelap. Kathleen sontak menyeringai kecil. Bukan ini caranya. Otaknya mendadak cair, memikirkan suatu ide ampuh untuk membunuh pria ini.

Kathleen berusaha turun. Ia segera memakai pakaian yang ada untuk menutup tubuh dengan hati-hati tanpa mengeluarkan suara.

"Shit! Ini perih, sialan!" gumamnya.

Di tengah pinggangnya yang terasa remuk, Kathleen berusaha memakai kemeja kedodoran milik pria itu. Bahkan, karena celana miliknya compang-camping tak layak pakai. Terpaksa, ia memakai celana panjangnya juga. Entah bagaimana pria itu merobeknya terburu-buru.

Setelah berpakaian lengkap, Kathleen berbalik. Seringai liciknya semakin lebar. Dengan begini, ia leluasa menghabisi pria bejat itu. Kathleen mendekat. Ia mengangkat lampu tidur tinggi-tinggi.

Brak

Puas. Lampu tidur itu benar-benar menghantam kepala pria itu. Pelipisnya meneteskan darah. Ia menggeram kesakitan. Kesadarannya terkumpul secara paksa. Penglihatannya masih samar. Namun, siluet perempuan tengah tersenyum sinis memenuhi matanya.

Fuck! Dia belum mati? Atau─ pingsan? Dasar tengkorak purba!

Kathleen menghantam kembali. Namun, gerakannya berhenti. Pria itu terlanjur sadar dengan emosi yang tertahan.

"You're crazy?" desisnya menahan tangan Kathleen.

Sudut bibir perempuan itu terangkat angkuh. "You must die, bastard!"

"Kau dulu yang mati, bicth!" gertaknya.

Kathleen sontak meludah tepat di atas wajah itu. Perempuan itu bergerak liar tak terkendali. Menonjok, menghantam apapun yang ia bisa. Entah apa yang menguasainya. Yang pasti, tenaga Kathleen sangat kuat. Tubuhnya terasa ringan seperti terbiasa melakukan olahraga atau kerja berat. Buktinya, tubuh pria itu mulai memar kebiruan.

"MATI KAU, JERK!" geramnya.

Namun, serangannya tak bertahan lama. Pria itu mampu membalikkan keadaan. Membuat Kathleen terkukung di bawah tubuh telanjangnya. Dan benda menyeramkan di bawah itu tampak jelas membuat Kathleen melotot ketakutan.

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang