Happy reading✓
Tandai typo___________________________
Seorang pria terbangun dari tidurnya. Mengerjap ia melihat sekeliling sambil mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum ia kehilangan kesadaran. Perlahan rahang pria itu mengetat. Samar-samar ia mendengar derap langkah seseorang.
"Siapa kau? Tawanan baru Thomas?"
Dax mendongak. Matanya sedikit melebar, saat melihat wanita paruh baya yang mirip sekali dengan wanitanya. Ia tidak tahu jika perempuan paruh baya ini masih hidup.
"Aunty Ara?" Gemetar Dax mengucap ragu. Perempuan tua itu terkejut. Menerka-nerka siapa dia.
"Kau masih hidup?" tanya Dax lagi. Senang rasanya, jika nanti Kathleen juga mengetahuinya.
"Siapa kau?" Perempuan itu menodongkan pisau yang selalu ia sembunyikan di gaun lusuhnya.
"Aku Dax─"
"Kau─ kau bocah ingusan yang menyukai Lea, putriku?!" Perempuan itu menyela. Mengembun matanya, mengingat masa lalu.
Ia mendekat pada sangkar burung ukuran besar sebagai kurungan. "Kenapa kau ada disini? Dimana Lea─ kau menemukan putriku yang hilang? Kenapa kau─"
"Anda sendiri mengapa ada di sini, Aunty? Dan ... bisa berkeliaran sebebas ini. Kenapa tidak berusaha melarikan diri? Mematahkan kabar burung yang beredar bahwa Anda telah tiada?"
Sayu perempuan itu menatap Dax putus asa. "Thomas mengurungku. Bertahun-tahun aku bertahan, meski aku sudah tahu jalan untuk melarikan diri dari sini. Aku memilih menetap."
"Kakak Lea, Dax. Azella Katharine Caldwell ..." Memanas matanya hingga berjatuhan air mata.
"Ella, putriku ... dia terjebak dengan Matteo, si bajingan gila seks. Aku tak berdaya, Dax. Siang malam aku mendengar putriku merintih kesakitan. Aku tak ingin melarikan diri sendirian dan meninggalkan putriku dalam jurang kegelapan terus menerus. Setiap tengah malam, aku berkeliaran di mansion gelap ini mencari jalan keluar, mencuri kunci cadangan borgol, rantai, juga ruangan tersembunyi yang barangkali berguna untuk rencana melarikan diriku dengan Ella ..."
"Namun, Tuhan lebih sayang pada putriku. Ella sudah tiada, Dax. Dia dihukum oleh Matteo saat meminta sedikit waktu istirahat. Ella digilir oleh sepuluh ajudan Thomas dan tiada dalam keadaan paling hina ..."
Dax memegang erat tangan perempuan paruh baya itu dibalik jeruji besi, seraya menguatkan.
"Sebab itu, aku tidak berniat melarikan diri dan mempercayakan Lea padamu. Aku percaya, Lea pasti ditemukan dan aman bersama─"
"Aku gagal, Aunty. Aku gagal menjaganya." Dax menunduk, merasa bersalah. "Apa maksudmu?!" tanya ia menggebu-gebu, ingin tahu.
"Lea juga ikut di sekap oleh Thomas. Aku─aku gagal! Aku menempatkannya dalam bahaya," timpal Dax putus asa. Dadanya memanas, tak mampu melindungi Kathleen. Dia juga tak tahu, entah dimana wanitanya.
"Thomas sialan!" desis perempuan itu geram. Melotot matanya penuh kebencian. "Biar itu jadi urusanku! Aku akan mencari Lea!" putusnya berdiri.
Perempuan itu merogoh kantung sakunya, memberikan sebuah obat khusus yang selalu ia bawa kemanapun. "Minumlah! Ini obat pereda rasa sakit! Kau harus sehat dan kuat untuk putriku! Aku tidak bisa membantumu keluar atau melarikan diri. Kau harus berjuang sendiri, boy!"
"Aunty?" Dax memanggil perempuan itu saat hendak pergi. Ia mendongak heran. Dax meneguk ludahnya berat untuk mengatakan ini.
"Lea mengandung anakku. Dia sedang hamil besar," cicitnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstract Love [END]
FantasyAzalea Kathleen. Seorang desainer muda yang mengalami roda mundur kehidupan. Karirnya sebagai desainer fashion sekaligus model mendorong dirinya bisa berjalan di atas panggung catwalk Paris Fashion Week. Namun sial, ia justru bangun dan terlempar ke...