Happy reading✓
Tandai typo
__________________________Kacamata transparan bertengger di hidung mancung seorang pria. Tampak pria itu tengah fokus menekuni setumpuk berkas yang ia tinggalkan akhir-akhir ini.
Hingga ketukan pintu, mengalihkan atensinya sejenak. Ia menghela nafas sambil menyandarkan punggungnya yang mulai terasa nyeri.
"Mr. Rodriguez, ini berkas yang Anda perlukan untuk meeting sore ini."
"Letakan disini!"
"Tuan?"
Menatap jengah pada tumpukan memuakkan itu, pria itu menoleh kembali.
"Katakan Arlo?"
"Sepertinya ... informasi yang Anda dapat tentang putri mendiang dari Mr. Caldwell adalah palsu."
Hening sejenak. Deru nafas Dax memburu, matanya kilat menggelap. Gemeretak gigi pria itu jelas beradu geram. "Katakan dengan jelas, Arlo!"
Arlo menunduk. Siap menerima barang apapun yang dihantam padanya.
"Mendiang kekasih Anda bukan bagian dari trah Caldwell."
Brak!
Setumpuk berkas itu disapukan dari meja. Lembaran kertasnya melayang berantakan. Dax membuang kacamatanya. Mencengkram erat sisi meja, sambil menggeram rendah. Tak lama tawa rendah terdengar lirih. Pria itu mendongak dengan wajah bengis dan tawa berat yang menggelitik telinga.
Arlo kian tercekat. Padahal ia memberi kabar teramat buruk. Arlo lengah, data yang sempat ia terima benar-benar dimanipulasi orang. Membuat Tuannya harus hidup dibawah bayangan kebohongan setahun yang lalu hingga sekarang. Namun, Dax hanya tertawa rendah. Membuat Arlo semakin yakin ada hal besar nan mengerikan akan terjadi tak lama lagi.
"Lalu bagaimana dengan wanitaku, Arlo?" Dax kembali bertanya dengan tatapan datar.
"Ada sesuatu besar yang disembunyikan oleh keluarga Smith. Aku tengah mencoba mendesak Mr. Smith untuk mengatakan kebenarannya."
Dax mengangguk-angguk. "Ouh, jadi begitu rupanya."
Dax memunculkan seringai liciknya. Ia meraih sebuah bingkai foto wanita lalu meremasnya perlahan. Tatapannya kian menggelap. Rahangnya mengeras bersamaan Arlo yang kian terancam di posisinya.
Dax mendongak, menatap bengis pada Arlo. "Katakan Arlo, jadi siapa disini yang bodoh? Kau atau ... mereka?"
✷✷✷
Kesehatan mental Kathleen perlahan membaik. Perempuan itu tampak tidak murung lagi. Meski memori buruk masih terekam jelas di kepalanya. Kini Kathleen berusaha lebih menghargai kehidupannya di dunia ini.
Kathleen percaya. Karena sejatinya, tidak ada perempuan yang rusak. Jika seorang perempuan kehilangan mahkota berharganya. Entah sengaja atau tidak sengaja, entah karena kebutuhan atau korban paksaan seseorang. Perempuan masih tetap berharga jika dirinya mau berhenti, memaafkan diri, dan membenahi.
Dan Kathleen tengah berusaha melakukan itu. Perempuan itu kini tertawa renyah melihat pelayan mansion ketakutan setengah mati mencukur rambut Graf, singa kecil kesayangan Dax. Mungkin umur singa itu anak-anak, tapi ukuran badannya yang hampir menyerupai singa dewasa.
"Aummm roaaaar..." Auman singa itu membuat dua pelayan itu mundur dengan kaki gemetar. Ditangannya siap sedia alat pencukur rambut. Mereka berdua saling pandang, tak berani. Kali ini seluruh pelayan mansion habis akal dengan permintaan ngidam Kathleen yang terbilang aneh, ekstrim, menguji nyali dan menantang maut. Tak terkecuali mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstract Love [END]
FantasyAzalea Kathleen. Seorang desainer muda yang mengalami roda mundur kehidupan. Karirnya sebagai desainer fashion sekaligus model mendorong dirinya bisa berjalan di atas panggung catwalk Paris Fashion Week. Namun sial, ia justru bangun dan terlempar ke...