39 | Love you again

324 19 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_


"Menikahlah denganku, honey?"

Kathleen menegang kaku, sontak ia mendorong dada Dax. Memberi jarak agar bisa melihat ekspresi wajah pria itu. Dahinya mengkerut dengan bola mata yang bergerak liar.

"Tidak." Kathleen seketika berdiri melangkah mundur.

"Kenapa? Apa yang salah?" tanya Dax dengan raut wajah bingung.

"Ini permintaan grandpa?" Melihat Dax yang hanya bergeming, membuat Kathleen mendongak ke atas. Ia menggeleng tak percaya.

"Ini salah. Tidak perlu kau nikahi aku."

Kathleen menyeka air matanya yang sempat turun. Mengambil tas lalu terburu-buru keluar. Tak mengerti situasi ini, Dax langsung mengejar Kathleen. Mencegah perempuan itu sebelum meraih pintu.

"Ini demi anak kita!" tegas Dax dengan sorot meyakinkan. Ia memegang bahu Kathleen agar menghadapnya.

"Tidak! Kau tak mengerti, Dax." Kathleen menepis tangan Dax. Mengusap kasar wajahnya yang frustasi.

"Aku tidak bisa menjelaskannya." Dax menyentak tubuh Kathleen saat perempuan itu ingin pergi lagi.

Obsidian gelap itu menilik tajam. Memojokkan Kathleen ke dinding. "Apa yang tak bisa kau jelaskan? Katakan! Jangan biarkan aku tersesat seperti ini!" gertak Dax menurunkan ego.

Mata Kathleen menyorot kecewa yang sulit diartikan. Bening, mengembun, penuh luka membuat Dax kian resah tak mengerti.

"Kau tahu arti pernikahan, hm?" lirih Kathleen. Dax tertegun, siap mendengar kalimat selanjutnya.

"Pernikahan yang hanya di dasari permintaan orang tua tidak akan bertahan lama. Mungkin ada, tapi kebanyakan dari mereka berhenti saat diterjang badai. Pernikahan yang hanya di dasari tanggungjawab atas kehamilan sepertiku juga sama. Anak-anak yang hanya menjadi pengikat mereka. Bahkan, mereka bisa menjadi orang tua yang baik meski tidak menikah, sebenarnya." Kathleen mengelus rahang Dax dengan lembut.

"Jadi kau ingin menikahi ku, atas dasar apa Dax? Permintaan grandpa mu? Atau sekedar tanggungjawab?" tanya Kathleen menatap teduh.

Deg

Dax tercekat. Bibirnya kelu ingin berkata. "Aku─ aku ..."

Kathleen tertawa hambar, meski air matanya kembali menetes. "Lagipula, aku tak percaya jika kau ingin menikahi ku karena cinta. Kita saling egois, Dax. Pertengkaran kemarin membuktikan bahwa kita sama keras kepalanya. Selama ini kita tinggal bersama, namun kita tak lebih dari dua orang asing yang sibuk dengan dunianya. Kita saling tertutup, aku dengan rahasiaku dan kau dengan misterimu."

Ditilik wajah maskulin Dax yang nampak pucat. Bahkan bola pria itu bergetar, bergerak liar menatap lamat Kathleen. "Kau salah. Aku─ aku mencin─ "

"Itu obsesimu. Kau hanya terobsesi denganku. Dan aku tidak suka pengekangan, kurungan dan aturan. Jelas kau tahu itu aku."

"Sudahlah, ini selesai─" Sebelum sempat beranjak. Badan Kathleen ditarik kembali.

"Tidak! Aku mencintaimu."

Waktu seolah berhenti. Deru nafas Dax memburu. Ia menunduk, menangkup pipi Kathleen dengan kedua telapak tangannya. Ditatap lamat wajah Kathleen agar menghadap kearahnya. "Aku mencintaimu."

Jantung Kathleen berdegup keras. Ia melihat ke arah lain. "Itu obsesi─"

"Tidak! Tatap mataku!" Dax memaksa wajah Kathleen agar tidak menoleh. Kathleen mundur, menyadari Dax kian maju memojokkannya. "Aku mencintaimu! Aku mencintaimu! Aku mencintaimu!"

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang