29 | Satisfied

411 31 1
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Seorang wanita dewasa menghela nafas berat. Kedua tangannya bertengger, berkacak pinggang. Ia menggeleng pelan melihat kelakuan putranya. Perlahan ia masuk, menghampiri seorang anak laki-laki yang sibuk mengutak-atik laptop.

"Dax," panggilnya.

Anak laki-laki itu menoleh. Matanya sayu dengan kantung mata hitam kentara. "Yes, Mom."

"Sudah berapa hari kau tidur larut malam, hm?"

Anak laki-laki itu menunduk. "Seminggu," cicitnya kecil.

"Kenapa?"

"Aku sedang mencari seseorang."

"Di tengah malam?" Lelaki itu langsung mendongak.

"Bukan!" Ia  melihat senyum tulus nan jenaka dari Ibunya.

"Lalu?" Wanita itu kembali memberikan sebuah pertanyaan. Punya anak lelaki memang sulit di ajak bercerita.

"Aku sedang mencari data seorang anak perempuan di kota ini. Ia tengah di rawat di salah satu rumah sakit entah dimana. Aku mencarinya di internet." Anak itu menunduk kembali. Rasa bersalah menyusup ke relung hatinya.

Wanita itu menghela nafas. "Rumah sakit di kota ini banyak dan membeludak. Kau pikir mencari internet bisa mencantumkan nama seluruh pasien di Paris? Ayolah, kebohonganmu kali ini tak masuk akal, Nak!"

Lelaki tersebut tersenyum miring. Tidak habis pikir dengan Ibunya yang sulit ia kelabui. Sial! seharusnya ia mengajak ayahnya saja untuk bersekongkol.

"Katakan yang sebenarnya?"

Wanita itu merubah mimik wajahnya datar. Menatap jengkel pada putranya yang senyum seringai persis suaminya yang minta jatah malam.

"Darimana Mommy tahu?" Lelaki itu malah balik bertanya. Membuat wanita itu memijat pangkal hidungnya pening.

"Oh My God, Dax. Putra Mommy Angel yang sangat nakal. Mommy setiap malam memergokimu lompat dari jendela tengah malam. Berpakaian hitam, memakai topeng seperti seorang pencuri. Kau masih bisa bertanya santai setelah kebohonganmu terungkap lebar, hm?"

"Ah, tidak seru!"

Ucapan itu membuat Angelina melotot. Ibu satu anak yang awet muda ini bernama Angelina Rodriguez.

"Hey, Nak. Kau masih 12 tahun lho. Bersikaplah seperti pada bocah pada umumnya. Jangan mengikuti jejak Daddy mu yang sinting."

"Tapi Daddy bilang dia panutan semua orang. Bahkan Mommy terpesona apalagi saat Daddy bermain kuda-kudaan." Dax mengucapkan itu dengan ekspresi polos. Membuat Angelina sontak memegang dadanya kaget.

Suaminya itu memang pembawa ajaran sesat. Angelina mengusap wajahnya malu.

"Dengar! Daddy mu itu berucap omong kosong. Lagipula─ stop! Aku membahas tentang kenakalanmu, Dax. Dasar, anak nakal! Kau ingin mengalihkan topik, hm?"

Perempuan itu baru sadar. Sementara Dax sudah menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya, begitulah."

"Begitulah apa? Siapa yang kau cari tengah malam? Hingga kau mendatangi setiap rumah sakit?" tanya Angelina bertubi-tubi.

"Ella."

"Pacarmu dari desa?"

Dax terdiam. Membuat Angelina menduga hal itu.

"Dengar, sayang. Kau bisa bicara pada Mommy atau Daddy. Atau suruh bodyguard mencari nama itu di rumah sakit. Mommy khawatir jika kau terluka di tengah malam, Dax. Banyak orang jahat berkeliaran waktu itu!"

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang