37 | Marry?

311 23 1
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Dorr!

William memejamkan mata. Menahan nafas berat saat pistol hitam di todongkan tepat di keningnya. Perlahan kelopak matanya terbuka, sontak bersitatap dengan obsidian gelap yang menatapnya nyalang.

"Cucu sialan!" desisnya. "Kau ingin membunuh grandpa ini, hah?"

Dax menurunkan pistolnya. Melemparnya asal lalu mengusap wajahnya kasar. "Karena pria tua sepertimu selalu mencampuri urusanku─"

"Karena kau juga yang bodoh!" William menyela. "Obsesi membuatmu bodoh! Harusnya kau sadar, kau mulai mencintai wanita itu!"

"Tidak! Aku─"

"Kau menolak mengakuinya!" Dax mematung dengan rahang yang mengetat.

William berjalan mengambil sebuah dokumen. Di lemparnya benda itu tepat di wajah Dax hingga kertas terpisah itu bertebaran. Nafas pria paruh baya itu menggebu-gebu.

"Itu data kekasihmu yang mati. Kekasihmu yang menipu dan mengaku berasal dari trah Caldwell. Dan kau baru mengetahui kebenaran itu saat dia sudah di dalam tanah. Dan tololnya, kau juga sempat meratapinya. Cih, apa itu jika bukan disebut kebodohan?"

"Kau melindungi orang asing bertahun-tahun dengan sia-sia. What the fuck is with you?" cerca William berapi-api.

Keheningan tercipta. William yang sibuk memadamkan amarahnya dan Dax yang sibuk dengan pikirannya. Hanya suara jam berdentang di ruangan mewah itu.

William menghempaskan tubuhnya di sofa. Terkekeh pelan, menertawakan kebodohan cucunya.

"Dan kebodohan yang kau lakukan lagi. Kau sibuk mengecam Garry yang setengah waras itu hingga mati. Tanpa mendapat hasil apapun! Padahal wanita itu tahu sendiri. Kathleen mengetahui identitasnya bukan dari trah Smith."

"Karena wanita itu tidak bisa diajak baik-baik saat berbicara. Selama ini, dia tidak pernah menunjukkan rasa sedih hidup sendiri, kehilangan keluarganya. Jadi aku beranggapan dia tidak tahu. Dan tidak mungkin ia menyimpan rahasia sebesar itu."

Dax tidak pernah mendengar Kathleen mengungkit tentang masa lalu atau keluarganya.

"Karena dia wanita mandiri. Wanita cerdas yang logikanya tetap berjalan. Meski perasaannya di sakiti. Jikapun sedih dan terpuruk, itu hanya sebentar. Sekedar mengumpulkan tenaga dan aba-aba untuk bangkit lagi. Meski wanita itu miskin, kehormatannya sudah kau renggut, pernah kau lihat dia menurunkan sedikit harga dirinya menjadi hina dan tak layak bahagia karena sudah kotor? What an ass!" umpat William berdecak kesal.

Dax kian bergeming. Ingatannya mundur beberapa waktu ke belakang. Apapun keadaannya, Kathleen selalu berusaha untuk bangkit. Seburuk apapun keadaannya, sesakit apapun kenyataan yang wanita itu hadapi. Kathleen tidak pernah terpuruk sampai bertahun-tahun, terjebak di masa itu.

Bahkan saat Kathleen nyaris gila karena insiden pelecehan itu. Psikiater memprediksi butuh waktu lama untuk mengembalikan mental dan kepercayaan dirinya. Kecuali jika seseorang itu memiliki keinginan hidup yang tinggi dan ingin segera terlepas dari jeratan masa lalu.

Hebatnya, mental Kathleen membaik dalam kurung waktu dua bulan berjalan. Wanita itu berpikiran maju, penuh ke masa depan. Dan sejujurnya, Dax cukup kagum akan hal itu. Kathleen adalah wanita tangguh.

"Dengarkan aku! Wanita penuh percaya diri, cerdas dan tangguh seperti Kathleen tidak mungkin berasal dari trah Smith yang pengecut. Selidiki identitasnya dan darimana ia berasal."

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang