20 | Pregnant?

577 34 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Seorang pria berdiri di depan ruangan kosong. Gelap nan hitam. Seringai bibirnya tampak melebar. Perlahan derap langkahnya berjalan, mengamati keseluruhan ruangan ini. Siulan terdengar dibarengi tawa kecil yang berat.

"Bad enough. I like this," lirihnya

Pria tersebut berbalik, menghadap kembali pada beberapa orang yang menunggunya di depan pintu.

"Bagaimana dengan persiapan barang milikku?"

"Barang anda sudah siap di antarkan ke DarkArt Gallery, Tuan. Bahkan beberapa kolektor menghubungi saya tentang barang itu sebelum di gelarkan," jelas salah satu bawahannya.

Lidah pria itu bermain di dalam mulutnya. Matanya tajam, menyiratkan penekanan. Pria itu berjalan meraih topeng antik yang sejak tadi menyita perhatiannya.

"Bagus! Pastikan semua terjual," desis pria itu seraya mencoba memakai topeng.

"You can't escape, bicth!"

"You can't escape, bicth!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✷✷✷

Kathleen meremas perutnya yang terasa keram. Sejak bangun tidur, perempuan itu mual tak tertahan. Badannya lemas, ia muntah tapi tidak mengeluarkan apapun.

"Kath! Mana kue buatanmu yang akan dititipkan? Aku akan berangkat kerja, sekarang!"

Teriakan Thalia menggema dari luar. Kelopak mata Kathleen perlahan terbuka. Ia bangkit dari ranjang lalu berjalan gontai membuka pintu.

"Mana? Aku sudah telat─ Oh, ya ampun! Wajahmu Kath! Kau kenapa?" Thalia menerobos lalu dengan lancang ia mengajak Kathleen duduk di karpet tipis.

Kathleen menurut saja. Matanya menyipit pada Thalia yang siap sedia dengan jaket kurirnya.

"Kenapa wajahmu buruk sekali? Coba cerita!"

Kathleen meringis, menahan nyeri. Sesekali menekan perutnya. "Perutku keram, mungkin ini pertama kali, aku menstruasi kembali. Ditambah asam lambungku naik lagi," keluhnya.

"Wajahmu pucat. Lebih baik kau ke dokter! Aku mengantarmu." Bola mata Thalia menyiratkan kekhawatiran.

"Jangan bercanda! Keuanganku sedang sekarat dan kau mengajak ke dokter? Kau tenang saja, sore nanti aku akan sehat kembali!" tolak Kathleen sambil terkekeh pelan.

"Tapi wajahmu itu─ argh ... bagaimana aku menjelaskannya? Intinya wajahmu mengenaskan! Kau seperti mayat hidup! Bercerminlah!"

Kathleen menatap Thalia datar. Perempuan itu menoleh pada rak kaca kecil yang bisa memantulkan bayangan dirinya. Tampak disana, matanya sayu dengan bibir yang pucat.

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang