Happy reading✓
Tandai typo
___________________________Gila
Satu kata yang memenuhi pikiran Kathleen. Wajahnya kusam dengan pakaian luntur persis seperti gelandangan. Selama tiga hari penuh dia tidak beranjak dari ruangan ini. Ia hanya keluar saat tengah malam, mencari sisa makanan di meja makan. Perempuan itu bergidik ngeri saat Edric, bocah yang punya kelainan seksual itu menggedor pintunya setiap pagi.
Sial! Kathleen selalu berharap jika ini benar-benar mimpi. Harusnya sekarang dirinya tengah berjalan di atas panggung catwalk Paris Fashion Week. Oh My God─ bagaimana dengan nasib karir dan harta karunnya di sana?
"Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini?"
Pertanyaan itu berulang kali menghantui pikiran Kathleen. Tiga hari ia berpikir penuh. Melamun dengan tatapan rumit. Saat melihat kalender, Kathleen menyadari bahwa ini empat tahun lalu. Berarti satu bulan lagi, tepat usianya menginjak kepala dua. Dan sialnya, keperawanannya sudah jebol di usia semuda ini. Persetan!
Kathleen menggeram jengah. Tatapannya kosong penuh kebingungan. "Apa aku melakukan perpindahan jiwa? What the fuck! Mana ada hal seperti itu."
Transmigrasi.
Harusnya, Kathleen di beri ingatan tubuh ini atau petunjuk seperti buku diary. Oh, mungkin saja ada sistem yang membantunya seperti novel fantasi pada umumnya.
"Psstt... sistem. Where are you?"
Krik! Krik!
"Sialan! Ini konyol! Aku sudah tidak waras." Kathleen menghela nafas panjang.
Lagipula, seandainya jiwanya berpindah, maka Kathleen harus berpindah ke salah satu tubuh manusia yang kosong.
Namun janggal, ini tubuhnya. Ini tempat tinggalnya, Amsterdam. Tidak ada yang berubah. Hanya saja jika dari fisiknya, matanya jadi coklat, tubuhnya kering dan kurus seperti sebatang lidi. Oh, dan jangan lupa tenaganya yang badas seperti tukang angkat kuli.
"Apa ini semacam reinkarnasi? Dan kini aku hidup di empat tahun yang lalu. Apa ragaku sudah mati di dalam pesawat?"
Perempuan itu menutup mulut setelah menyimpulkan asumsinya. Bisa saja hal itu terjadi. Sedetik kemudian, Kathleen menjambak rambutnya frustasi.
"Jika aku kembali hidup di empat tahun yang lalu, kenapa kejadian ini berbeda saat usiaku 20 tahun? Empat tahun lalu, perusahaan Daddy berkembang dan di lirik buyer. Dan aku melepas hobi menulis dan lebih fokus meniti karir di dunia fashion."
"Damn it! Di sini, aku miskin. Keluargaku gila. Daddy tukang mabuk, Mommy tukang utang, Bella pelacur, dan si Edric sialan itu siscom! Fuck! This is crazy."
Kathleen menelungkupkan wajahnya di bantal lusuh. Rasa pusing menderanya. Tiga hari berturut-turut, ia terkena insomnia. Ruangan kecil nan kumuh ini sungguh tidak nyaman. Terbiasa tidur di kasur tebal dan lebar membuat Kathleen sakit badan saat tidur di ranjang reyot.
"Apa ini dunia pararel?"
Kathleen mendongak. Ia termenung dengan ucapannya sendiri. "Jika di dunia asli, aku berhasil dan sukses. Sementara di dunia ini, aku jatuh miskin dan penuh dengan kemalangan. Gotcha!"
Perempuan itu tertawa sumbang seperti orang gila. Ia bangga dari hasil pemikirannya. "Hah, you're so smart, Kath. Baiklah, kita berpikir dimana titik perubahannya."
Jam berdetik keras. Namun, hal itu tidak membuyarkan lamunan Kathleen. Hingga perempuan itu tersenyum lebar nan misterius. Menampilkan gigi gingsulnya secara utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstract Love [END]
FantasyAzalea Kathleen. Seorang desainer muda yang mengalami roda mundur kehidupan. Karirnya sebagai desainer fashion sekaligus model mendorong dirinya bisa berjalan di atas panggung catwalk Paris Fashion Week. Namun sial, ia justru bangun dan terlempar ke...