56 | Mastermind of everything

212 15 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Perlahan mata Kathleen terbuka. Menyipit ia melihat temaram ruangan yang begitu dingin. Sontak perempuan itu duduk, matanya melebar dengan dada naik turun penuh waspada.

Dax

"Dimana aku?"

Suara besi karat beradu membuat Kathleen merunduk. Melotot perempuan itu pada tangan dan kakinya yang di rantai pada dinding. "Dimana aku? Dax! Dax!" teriak Kathleen mulai terisak, ketakutan.

"Dax, kau di mana ..."

Seseorang berdecak berulang kali dalam kegelapan. Kathleen hanya mampu mendengar suaranya. Bola matanya bergerak liar. Berontak ingin menimbulkan kegaduhan meski rasanya mustahil.

"Siapa itu?!" Gemetar bibirnya mengucap. "Keluar sialan!" gertak perempuan itu, menekan rasa takut.

Seseorang itu maju mendekat pada cahaya temaram di sekitar Kathleen. Hanya dari kaki sampai perut, Kathleen samar-samar melihat. Dari perut ke atas, gelap tak terkena cahaya.

"Dax? Kau itu?" Kathleen menerka dari pakaian formalnya.

Geraman keluar dari bibirnya sebagai balasan. "Kau tak mengenaliku?" desisnya rendah.

Kathleen meneguk ludahnya berat. Berdebar kencang suara asing di telinganya yang terasa familiar. "S─siapa?"

Bergegas seseorang itu mendekat. Mencengkram kuat rahang Kathleen hingga perempuan itu meringis tak sempat melihat. "Look me!"

Deg!

Kathleen tersentak. Tercekat nafasnya seiring bola matanya bergerak. Sayu, gamang, juga gemetar.

"M─Matteo."

Kelu Kathleen berucap. Air wajahnya memucat tak percaya.

"Yes, it's me, babe." Matteo menyeringai. Gelap matanya dengan kilat obsesi yang kental. "Akhirnya, kau menyebutkan namaku. Aku jadi ingin mendengar saat kau mendesahkan, babe!"

Matteo mengikis jarak. Mendekat, mengincar daging ranum di bawah hidung Kathleen yang terbuka kecil. Kathleen mendorong dada pria itu. Mengerjap ia dari keterkejutan. Sedetik saja telat, Matteo sudah pasti mencium bibirnya.

Gemetar Kathleen dengan dada yang bergemuruh kencang kala Matteo justru tertawa kecil.

"K─kenapa kau? Kau menculikku? Dimana Dax? Dimana priaku?!" Lantang Kathleen berteriak berusaha menggertak. Sungguh ia tak mengerti dengan apa yang terjadi.

Rahang Matteo seketika mengeras. Anehnya, pria itu menyeringai kian lebar. "Aku benci kau mengucap nama anjing itu!" Mendesis rendah ia menilik Kathleen.

"Kau milikku, Azella!"

Matteo merengsek maju. Mencumbu kasar leher Kathleen hingga menimbulkan bercak merah seraya meremas-remas pinggangnya dengan lancang. Lalu turun ia ke bokong sintal perempuan itu.

PLAK!

Kathleen melotot terluka. Matanya nyalang,  memerah basah. Gemetar hebat tubuhnya berontak, melawan sekuat tenaga.

"Bajingan gila! Enyah kau anjing!" teriak Kathleen melengking hebat setelah bersusah payah berhasil menampar pria itu.

Jantungnya terasa di remas. Luar biasanya sesak dadanya mendapat lagi bentuk pelecehan seperti ini. Perempuan itu terisak ketakutan meski berusaha untuk tetap waras. Jangan sampai traumanya muncul kembali di saat seperti ini, memperumit keadaan.

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang