Ada mature content🔥 disini‼️
Happy reading✓
Tandai typo
___________________________Tenggorokan Kathleen tercekat. Rasanya ia ingin berteriak melihat kemewahan di depannya.
Apartemen konon, ini penthouse (ノ゚0゚)ノ~
Pria itu berjalan masuk. Sekilas sudut matanya melirik ke arah Kathleen yang menganga. Sudut bibirnya terangkat remeh.
"Tutup mulutmu jika tidak ingin menjadi sarang lalat," ejek Dax seraya meninggalkan Kathleen di belakang.
Perempuan mengerjap, tersadar dari sikap kampungan nya. Gara-gara Kath B yang terbiasa hidup melarat membuat ia selalu shock melihat kemewahan yang tidak masuk akal. Padahal dulu Kathleen juga terbiasa hidup mewah berkecukupan. Argh ... memalukan!
Kathleen mengekori Dax. Pria itu membuka jas nya.
"Buatkan aku kopi! Kau lihat, disana pantry nya. Antarkan kopinya ke kamar!" titahnya sambil berjalan menuju sebuah ruangan.
"Maaf Mr. Rodriguez yang terhormat, ini bukan kantor dan bukan termasuk jam kerja. Anda tidak bisa memerintah ku sesukamu."
Kathleen menurunkan pinggangnya duduk di sofa yang tersedia. Dimana-mana tamu yang harus disambut dan diperlakukan seperti raja, bukan?
Langkah Dax berhenti. Bibirnya menyeringai kecil. Perlahan ia berbalik.
"Kau benar, ini bukan kantor dan jam kerjamu. Berarti kau juga tidak perlu di bayar untuk lembur hari ini."
"Apa? Kenapa begitu?" Kathleen berdiri menghampiri Dax. "Setiap staf yang bekerja melebihi jadwal kerja dari biasanya itu di beri gaji lembur, jika kau lupa. Dan─"
"Itu di kantor!" Dax memotong ucapan Kathleen dengan cepat. Tangannya masuk ke dalam salah satu sakunya, maju memojokkan Kathleen.
"K─kau ..." Kathleen kehabisan kata. Benar, masalahnya ini bukan kantor!
Pria itu menyeringai. "Buatkan aku kopi jika kau ingin di bayar!" Lalu Dax mendekatkan bibirnya ke telinga Kathleen.
"Dan kau cukup pembangkang untuk ukuran seorang asisten. Harusnya kau sudah di pecat dari lama," desisnya lalu mengigit telinga Kathleen.
Perempuan itu tersadar. Ia mendorong dada pria itu hingga telinganya ikut tertarik dan terlepas paksa. Kathleen meringis pelan, mengusap telinganya.
"Bisakah kau bersikap normal layaknya manusia?" Dax mengangkat sebelah alisnya bertanya.
Kathleen menggeram kesal, melihat seringai Dax yang kian melebar. "Berhenti menggigit gadis sembarangan! Itu pun tak mengerti" ucapnya semakin lirih.
"Kau masih gadis?"
Kathleen menegang kaku. Apa pria ini menyadari dirinya? Sedetik kemudian ia mengulas senyum culas. Perempuan itu meremas jarinya agar tidak gugup. Lalu melipat tangannya di dada.
"Tentu! Perilakumu cukup mengerikan, Tuan. Menggigit telinga dan bibir perempuan sembarangan. Entah apa lagi yang akan kau gigit pada perempuan lain." Kathleen berbalik menuju pantry.
"Pucuk dadamu," desis Dax menyeringai lebar.
Tubuh Kathleen kian kaku. Bahkan kakinya berat ingin berbalik dan menampar pria itu. Ia cukup shock mendengar kalimat vulgar yang lancar mengalir dari mulut Dax.
Pria itu mendekat. Berbisik di belakang Kathleen. "Aku akan mengigit pucuk dadamu sampai putus."
Kathleen menggeram kesal. "SIALAN, KAU MESUM!" Saat ia berbalik Dax sudah mundur menjauh. Pria itu tampak tidak berdosa tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstract Love [END]
FantasyAzalea Kathleen. Seorang desainer muda yang mengalami roda mundur kehidupan. Karirnya sebagai desainer fashion sekaligus model mendorong dirinya bisa berjalan di atas panggung catwalk Paris Fashion Week. Namun sial, ia justru bangun dan terlempar ke...